Pelayanan Publik Wajib Perketat Prokes

TEMPAT cuci tangan di Lapangan Kapten Mudita, tepatnya di depan kantor Bupati, prihatinkan. Selain tak berisi air dan sabun, keran air juga hilang, hanya menyisakan tong airnya saja. Foto: gia
TEMPAT cuci tangan di Lapangan Kapten Mudita, tepatnya di depan kantor Bupati, prihatinkan. Selain tak berisi air dan sabun, keran air juga hilang, hanya menyisakan tong airnya saja. Foto: gia

BANGLI – Berdasarkan pantauan Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kabupaten Bangli, akhir-akhir ini penerapan protokol kesehatan (prokes) di sejumlah lembaga pelayanan publik mulai kendor. Gugus Tugas akan menyurati lembaga pelayanan publik, khususnya di bank, saat masyarakat antre menerima bantuan  program pemerintah. Hal tersebut disampaikan Humas GTTP Bangli, I Wayan Dirgayusa, Selasa (12/1/2021).

Dia menyampaikan agar pelayanan publik lebih disiplin menerapkan prokes. Selama ini, kata dia, upaya pendisiplinan prokes lebih banyak mengarah kepada perorangan dengan mengimbau warga memakai masker. Sementara pendisiplinan terhadap lembaga pelayanan publik belum dilakukan. ‘’Kami akan arahkan lembaga pelayanan publik di Bangli lebih disiplin menerapkan prokes,’’ urainya.

Bacaan Lainnya

Dari hasil pantauan, urainya, bank penyalur bantuan program pemerintah pusat mulai kendor. Masyarakat kerap menumpuk sampai meluber ke jalan, pengaturan jarak juga kurang diperhatikan. Selain itu, lembaganya akan menyurati desa untuk mengingatkan agar pelaksanaan upacara bisa dikendalikan sesuai prokes. ‘’Selain bersurat, kami juga meminta tim melakukan penertiban ke kantor-kantor,’’ serunya.

Sejauh ini, ulasnya, Bangli masih menerapkan kebijakan Bupati yang membatasi pegawai kantor pemerintahan maksimal 25 persen. Jam operasional toko maupun usaha dibatasi sampai pukul 20.00.

Baca juga :  TP PKK Provinsi Bali Siapkan 125 Ton Beras, Dibagikan ke Masyarakat yang Sangat Membutuhkan

Pantauan di Pasar Kidul Bangli yang merupakan sentral ekonomi masyarakat, sarana air dan sabun untuk cuci tangan tidak berisi. Seorang pedagang menyebut seminggu lebih airnya kosong. ‘’Mulai dari pintu gerbang masuk yang disekat, semua tidak berisi air,’’ keluhnya.

Sedangkan di Lapangan Kapten Mudita, tepatnya di depan kantor Bupati, dari dua tong air yang disediakan, semuanya tidak berisi air dan sabun. Keran air juga hilang, hanya menyisakan tong airnya saja. gia

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.