DENPASAR – Wali Kota Denpasar, IGN Jaya Negara, mendukung penuh Math Olympiad atau Olimpiade Matematika yang digelar SMP PGRI 8 Denpasar (Griasta) bersama Kumon. Olimpiade ini diikuti siswa tingkat SD, SMP, dan SMA/SMK se-Kota Denpasar. Juga digelar lomba mewarnai tingkat TK se-Kota Denpasar.
Menurut Wali Kota kesempatan itu menjadi ajang mengasah potensi siswa di bidang matematika dan seni. Kompetisi ini digelar pada Sabtu (4/3/2023) dan Minggu (5/3/2023) di Griasta Sport Centre Denpasar dengan jumlah peserta hampir 600 orang.
“Atas nama Pemkot Denpasar, saya sangat mendukung dan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan ini. Tentu memberikan dampak positif dalam memperoleh bibit-bibit berkualitas yang memiliki prestasi,” kata Jaya Negara dalam sambutan yang dibacakan Asisten I Setda Kota Denpasar, I Made Toya.
Menurutnya, kegiatan tersebut sebagai wadah dalam mengasah kemampuan anak dalam meningkatkan kompetensi yang dimiliki. Satu di antaranya dengan cara ini agar potensi yang dimiliki anak didik dapat dimaksimalkan.
Dua gelaran ini merupakan persembahan anggota DPRD Kota Denpasar, I Nyoman Gede Sumara Putra yang akrab disapa Bli Mangde dengan total hadiah Rp14 juta. Hadir saat pembukaan Griasta Kumon Math Olympiad dan lomba mewarnai di antaranya, Kadisdikpora Kota Denpasar, Drs. AA Gede Wiratama, M.Ag.; Ketua PGRI Kota Denpasar, Drs. I Ketut Suarya, M.Pd.; Ketua YPLP PGRI Kota Denpasar, Drs. I Nengah Madiadnyana, MM.; dan tokoh masyarakat dari Puri Penatih, I Gusti Ngurah Gede Marhaendra Jaya, SH.
Saat itu, Made Toya juga menyerukan kepada siswa SD yang mengikuti olimpiade untuk tidak malu melanjutkan studi di sekolah PGRI. Untuk bisa sukses, kata dia, kuncinya adalah disiplin. Saat itu ia memberi semangat dengan yel-yel; PGRI dan dijawab maju terus sebanyak tiga kali.
Gelaran olimpiade matematika dan lomba mewarnai juga mendapat apresiasi luar biasa dari Ketua YPLP PGRI Kota Denpasar, I Nengah Madiadnyana. Ia mengatakan sekolah PGRI selalu berbuat untuk kepentingan mencerdaskan anak bangsa dan kemajuan Kota Denpasar.
Anggota DPRD Kota Denpasar, I Nyoman Gede Sumara Putra, mengatakan, gelaran ini merupakan wadah bagi pelajar untuk mengasah kemampuan. Ia ingin anak-anak di kota Denpasar pendidikannya lebih maju. “Ini merupakan kontribusi yang kecil bagi kami bagi proses pendidikan yang ada di Kota Denpasar,” ujar Bli Mangde panggilan karib pria berkaca mata ini.
Politisi PDI Perjuangan ini juga menyuarakan keberadaan sekolah swasta mempunyai kualitas yang tidak kalah bagus dengan sekolah negeri. SMP PGRI 8 Denpasar, salah satunya. Sekolah ini sarat dengan prestasi dan ruang belajar yang representatif. Karenanya ia yakin orang tua yang cerdas pasti akan menjatuhkan pilihan melanjutkan pendidikan putra-putri di SMP PGRI 8 Denpasar.
Hal senada disampaikan I Gusti Ngurah Gede Marhaendra Jaya. Menurutnya, kegiatan ini mampu memberikan motivasi yang baik dan kegiatan positif bagi generasi muda. “Mereka mampu mengasah bakat dan keterampilan sehingga otomatis nantinya mampu meningkatkan prestasi, yang jelas manusia itu maju karena pikiran dan juga kami berharap kepada tokoh masyarakat yang lain menggelar kegiatan serupa,” serunya.
Sementara Kepala SMP PGRI 8 Denpasar, I Ketut Gede Adi Trisna Sugara, ST., M.Pd., mengatakan, dua gelaran ini sebagai bentuk implementasi Kurikulum Merdeka yang berkolaborasi dengan guru, siswa, orang tua, tokoh masyarakat, pemangku kepentingan, dan yang berkompeten di bidang pendidikan. Diadakannya olimpiade ini bertujuan menampilkan hasil dari proses belajar mengajar selama berada di sekolah sekaligus menumbuhkan semangat berkompetisi serta memberikan motivasi dan sifat kompetitif kepada para siswa untuk meraih prestasi.
Sugara menambahkan, dipilihnya mata pelajaran matematika dalam olimpiade tersebut bertujuan agar para siswa dapat melatih otak kiri dan otak kanan mereka secara seimbang. “Sehingga nanti anak-anak kedepannya dapat memecahkan berbagai persoalan atau dinamika kehidupan mereka dan memiliki pondasi atau pilar yang kuat dalam mengatasi berbagai permasalahan di sekolah maupun di kehidupan mereka sehari-hari,” jelas Sugara.
Ia juga mengapresiasi antusias para peserta olimpiade matematika ini, karena peserta yang mendaftar di luar dugaan. Target awal peserta diperkirakan berjumlah 400 orang, sedangkan yang mendaftar sebanyak 586 peserta.
“Antusias para peserta dalam mengikuti olimpiade ini menunjukkan bahwa Kota Denpasar sudah memenuhi tingkat pemenuhan pendidikannya di banding daerah lain,” ungkap Sugara.
Gelaran olimpiade juga dimeriahkan kewirausahaan sebagai bentuk Implementasi Kurikulum Merdeka dimana siswa membuka stand kuliner. Siswa diajarkan bagaimana cara berwirausaha termasuk juga dalam sistem administrasi agar dana yang dihasilkan dapat dikelola dengan baik.
Tak hanya stand kuliner, dibuka juga pameran hasil karya para siswa yang sangat unik dan menarik. “Selama tiga hari para siswa dapat meraup kurang lebih Rp12 juta, tentu ini menunjukkan anak-anak sangat antusias dalam kegiatan ini,” sebut Sugara.
Sementara itu bentuk dukungan dari pihak Kumon terhadap olimpiade ini adalah dalam pembuatan soal, dengan tujuannya agar para siswa termotivasi untuk dapat terus memiliki sifat yang konsisten dalam melakukan dan mempelajari sesuatu. Pembimbing Kumon, Widya Cendraningsih, mengharapkan kepada para siswa agar terus belajar dengan tekun dan sungguh-sungguh. tra