POSMERDEKA.COM, KARANGASEM – Menyikapi video dan berita viral dari salah satu media massa terkait pasien diare dan demam berdarah dengue (DBD) membeludak di UGD RSUD Karangasem, Bupati Karangasem, I Gede Dana; bersama Sekda I Ketut Sedana Merta dan Kepala Dinas Kesehatan, I Gusti Bagus Putra Pertama, mengecek kebenarannya, Senin (13/5/2024).
Berdasarkan data RSUD Karangasem, memang beberapa hari lalu ada peningkatan kedatangan pasien ke UGD, tapi keluhan penyakitnya beragam. Itu pun bisa ditangani tim medis UGD RSUD Karangasem saat itu.
Terkait berita pasien DBD dan diare meningkat, Kabid Pelayanan RSUD Karangasem, dr. I Komang Wirya, mengakui memang ada sedikit peningkatan kasus pada Maret dan April 2024.
Hanya, saat ini jumlah pasien DBD yang dirawat di RSUD Karangasem sebanyak empat orang. “Jadi persentase kasusnya sangat kecil sekali. Kalau jumlah pasien DBD yang dirawat hanya empat orang, tidak bisa dikatakan sebagai wabah DBD,” tegasnya.
Kalau jumlah pasien dengan berbagai macam penyakit, dia mengakui memang meningkat. Itu terlihat dari Bed Occupancy Rate (BOR) atau tingkat keterisian bed (ranjang) di RSUD Karangasem yang mencapai 65 persen. Untuk pasien diare, disebut hanya ada enam orang yang seluruhnya sudah sembuh dan dibolehkan pulang.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Karangasem yang dirangkum dari seluruh puskesmas, faskes, RSUD Karangasem dan RS swasta di Karangasem, pada Maret lalu terdapat 106 kasus DBD dan pada April sebanyak 113 kasus DBD.
Dibandingkan dengan kasus DBD pada Januari sebanyak 25 kasus dan Februari sebanyak 57 kasus, memang terjadi peningkatan pada Maret dan April. Sementara sampai dengan pertengahan Mei tercatat sebanyak 28 kasus.
Bupati Dana menyebutkan, berdasarkan data yang diterima dari Dinas Kesehatan Karangasem, jumlah kasus DBD dari Januari sampai pekan ketiga April 2024 dilaporkan sebanyak 236 orang. Tidak ada kasus pasien meninggal. Bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2023 dengan jumlah kasus sebanyak 342, jumlah kasus DBD tahun 2024 justru mengalami penurunan dari tahun sebelumnya.
“Tadi Kadis Kesehatan juga menyampaikan kepada saya, kasus DBD Karangasem kendati sedikit mengalami peningkatan, namun persentase kasusnya masih sangat kecil. Dari 135 pasien di RSUD Karangasem yang dirawat saat ini, pasien DBD hanya 10 orang, enam orang sudah pulang, yang masih dirawat empat orang,” paparnya, sembari menjamin jumlah tempat tidur di seluruh puskesmas dan rumah sakit swasta dan RSUD Karangasem masih cukup.
Mengantisipasi merebaknya kasus DBD, Dinas Kesehatan Karangasem melakukan berbagai langkah strategis. Di antaranya meningkatkan sistem kewaspadaan dini melalui surveilans aktif, baik di masyarakat maupun fasilitas layanan kesehatan yang ada, untuk mendapat data dan informasi tentang kasus DBD.
Juga melaksanakan tata laksana kasus DBD sesuai protap, yakni semua kasus yang ditemukan segera dapat dilaksanakan tindakan cepat dan tepat, penanggulangan kasus melalui fogging fokus di lokasi kasus maupun fogging massal di daerah potensial DBD. Ini untuk mencegah potensi daerah terhadap penularan penyakit DBD.
Berikutnya, puskesmas bersama masyarakat melakukan Gertak PSN untuk mengantisipasi meningkatnya tempat-tempat perindukkan nyamuk. Pula melakukan advokasi kepada aparat desa dalam upaya memberdayakan Tim Pokja DBD yang terbentuk, untuk dapat memberdayakan peran serta masyarakat dan lintas sektor.
“Sosialisasi dan edukasi terus kami lakukan sebagai upaya meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat. Penyebarluasan informasi ini juga dilaksanakan melalui radio interaktif dan media sosial,” paparnya menandaskan. nad