Bali Masuk Musim Kemarau, BBMKG Imbau Tiga Wilayah Waspada Kekeringan

PETA peringatan dini kekeringan wilayah Provinsi Bali. Foto: ist
PETA peringatan dini kekeringan wilayah Provinsi Bali. Foto: ist

POSMERDEKA.COM, MANGUPURA – Hampir seluruh wilayah Bali telah memasuki musim kemarau tahun 2024. Berdasarkan pengamatan Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan geofisika (BBMKG) Wilayah III Denpasar, dari 20 Zona Musim (ZOM) di wilayah Bali, sebanyak 19 ZOM sudah masuk musim kemarau dan 1 ZOM belum memasuki musim kemarau.

Satu daerah tersebut berada di wilayah Karangasem bagian selatan atau ZOM 433. Jika dilihat pertitik pos hujan, hingga 10 Juni 2024, terdapat 65 titik pos hujan yang sudah masuk musim kemarau. Terdapat satu pos hujan yang indikasi masuk musim kemarau, yaitu Pos Kemenuh. Sedangkan lima pos hujan yang belum masuk musim kemarau, yaitu Luwus, Singarata, Cempaga, Kawan dan Duda.

Bacaan Lainnya

Berkaca dari kondisi tersebut, BBMKG Wilayah III Denpasar mengimbau agar stakeholder mewaspadai potensi kekeringan. Diperkirakan tiga wilayah di dua kabupaten berpotensi mengalami kekeringan meteorologis saat musim kemarau. Wilayah yang masuk katogeori waspada yaitu Kecamatan Tejakula, Kabupaten Buleleng, kategori siaga Kecamatan Seririt, Kabupaten Buleleng dan Kecamatan Kubu, Kabupaten Karangasem.

‘’Kekeringan meteorologis merupakan kondisi kering suatu daerah pada periode waktu tertentu yang disebabkan berkurangnya curah hujan dan atau musim kemarau yang panjang. Kondisi itu mempunyai nilai variable di atas atau di bawah ambang batas dan atau dapat mengakibatkan kerugian terutama keselamatan jiwa dan harta,’’ ujar Koordinator Bidang Data dan Informasi Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah III Denpasar, I Nyoman Gede Wirajaya.

Baca juga :  Keseimbangan Politik: Isu Golkar Gergaji Kuasa PDIP

Menurut Wirajaya, wilayah yang masuk kategori waspada dipicu oleh jumlah hari tanpa hujan, dengan durasi minimal 21 hari. Perkiraan probabilitas curah hujan dasarian kurang dari 20 mm atau dasarian dengan peluang di atas 70 persen dan atau nilai indeks curah hujan terstandarisasi antara 1,00 sampai dengan -1,49.

Sedangkan untuk wilayah yang masuk kategori wasapa dipicu oleh jumlah hari tanpa hujan paling singkat 31 hari. Kemudian perkiraan probabilitas curah hujan dasarian kurang dari 20 mm atau dasarian dengan peluang di atas 70 persen dan atau nilai indeks curah hujan terstandarisasi antara 1,50 sampai dengan -1,99.

Sementara untuk wilayah yang masuk pada kategori awas dipicu oleh jumlah hari tanpa hujan paling singkat 61 hari. Perkiraan probabilitas curah hujan dasarian kurang dari 20 mm atau dasarian dengan peluang di atas 70 persen dan atau nilai indeks curah hujan terstandarisasi paling tinggi -2.00. “Masyarakat perlu mewaspadai potensi kekeringan di wilayah Bali dan agar selalu memperhatikan informasi BMKG khsuusnya peringatan dini cuaca atau iklim ekstrem,” imbaunya. gay

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.