DENPASAR – Peringatan Hari Kemerdekaan ke-75 Republik Indonesia menjadi peringatan paling berbeda sepanjang sejarah bangsa ini. Lantaran berjalan di tengah pandemi Covid-19, tak banyak aktivitas pelibatan massa yang dapat dilakukan.
Meski demikian, peringatan kemerdekaan tetap menjadi momentum penting bagi sebagian orang di negeri ini. Di dunia kesenian, peringatan Kemerdekaan ke-75 Republik Indonesia dinilai sebagai momentum yang baik untuk bangkit dan menang melawan pandemi.
Seniman Bali, I Made Arya Palguna, salah satunya. Menurut pelukis kelahiran Ubud 44 tahun silam ini, peringatan Kemerdekaan Indonesia sangatlah berarti untuk menghadapi pandemi Covid-19.
“Ya (peringatan kemerdekaan, red) sangat berarti banget, karena kita seperti merebut hak dan kebebasan sebagai mahkluk hidup dalam situasi pandemi ini. Ya, rasanya seperti itu, seperti sebuah kemenangan melawan musuh tak terlihat,” katanya Senin (17/8).
Dalam hal berkesenian, lanjutnya, momentum kemerdekaan ini diharapkan dapat menyulut semangat berkarya di kalangan seniman. Pandemi Covid-19 dikatakan telah “membungkam” gerak semua orang, termasuk seniman, yang dapat mempengaruhi ruang kreatif.
“Namun bagi saya, selama ini pandemi justru membuat ruang gerak saya lebih leluasa, karena di studio terus. Ini tentu mempengaruhi proses kreatif. Saya justru banyak bereksperimen dan menemukan karya-karya baru dari media yang jarang kita pakai,” jelasnya.
Hal tidak jau berbeda diungkapkan sastrawan Bali modern peraih Hadiah Rancage, Carma Citrawati. Dalam pemaknaannya, merdeka adalah kita. Peringatan kemerdekaan di masa pandemi mengantarkan pesan agar setiap orang dapat semangat membebaskan segala belenggu ketakutan.
“Terlepas dari belenggu ketakutan, mencoba memproteksi diri dan orang sekitar tentu dengan semangat merdeka itu sendiri. Saya yakin, semua orang pasti bangkit karena di dalam diri setiap orang hari ini punya jiwa yang merdeka,” katanya.
Selama pandemi bergejolak, penulis buku “Aud Kelor” ini turut merasakan perubahan dalam berkarya. Pandemi, ucapnya, telah mengubah dan mempengaruhi semua orang. Ketika kondisi menuntut dirinya lebih banyak di rumah, hal itu justru meningkatkan ide dan kreativitas.
“Berbagai hal disekitar kita menumbuhkan proses berpikir. Saya pribadi memiliki banyak hal yang dikerjakan, misalnya menggarap novel yang sudah terbengkalai dua tahun, terus sudah ada konsep buku kumpulan cerpen. Ya, otak saya jadi merdeka juga,” imbuhnya. 015