DENPASAR – Wakil Gubernur (Wagub) Bali, Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati (Cok Ace), mengumpulkan sejumlah lembaga perbankan dan pelaku usaha pariwisata. Lembaga perbankan dan pelaku pariwisata dikumpulkan guna menyikapi kondisi ekonomi Bali yang terkontraksi sedalam 10,98 persen di kuartal ke II tahun 2020.
Cok Ace mengatakan, kondisi ekonomi Bali untuk pertama kali berada pada minus 10,98 persen, apalagi pembukaan pariwisata untuk wisatawan mancanegara (wisman) yang awalnya direncanakan akan dibuka pada September mendatang kini diundur sampai waktu yang belum ditentukan. ‘’Dengan hal ini, tentu akan memberikan dampak terhadap Bali mengingat Bali hidup dengan aktivitas pariwisatanya,’’ kata Cok Ace saat rapat sosialisasi Kebijakan Perbankan Pemprov Bali kepada masyarakat di masa pademi di Ruang Rapat Praja Sabha, Kantor Gubernur Bali, Selasa (25/8).
Oleh karena itu, kehadiran para lembaga perbankan seperti Bank Indonesia, OJK, Bank Daerah maupun bank swasta dapat memberikan angin segar kepada masyarakat khususnya pada UMKM dalam pelunakan penyaluran kredit. Dalam rapat itu, Cok Ace jug mendengar kebijakan apa yang bisa diberikan oleh perbankan dalam menanggapi situasi ini, sehingga para UMKM dapat terbantu dalam menjalankan usahanya.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Trisno Nugroho, menyampaikan, penyebaran Covid-19 sudah berdampak terhadap perlambatan dan penurunan pertumbuhan ekonomi beberapa negara pada triwulan II – 2020. Namun demikian, Tiongkok yang mengalami Covid-19 di awal tahun sudah mampu mencatatkan pertumbuhan ekonomi positif pada triwulan II – 2020.
Begitu juga dengan di Indonesia, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan II -2020 terkontraksi sebesar 5,32 persen (yoy) dari pertumbuhan Tw I-2020 yang pertumbuhan ekonomi Indonesia pada Triwulan II 2020 Terkontraksi sebesar 2,97 persen. Khusus ekonomi Bali pada triwulan II mengalami minus yang sangat dalam yaitu -10,98, dimana ini adalah keaadaan ekonomi bali yang paling rendah. ‘’Untuk itu diperlukan koordinasi kebijakan untuk mendorong sektor perekonomian yang produktif dan aman,’’ ujarnya.
Kata dia, Bank Indonesia mengusulkan beberapa strategi dalam menahan laju penurunan ekonomi di tahun 2020 yaitu relaksasi PSBB provinsi dan kabupaten/kota secara bertahap dengan memperhatikan protokol kesehatan. Percepatan absorpsi belanja pemerintah, termasuk belanja Pemda.
Pembukaan sektor ekonomi utama dengan disiplin ketat protokol CHSE. Digitalisasi UMKM dan mendorong gerakan bangga buatan Indonesia. Akeselerasi kredit bank (termasuk BPD) ke sektor riil dengan tetap memperhatikan aspek kehati-hatian.
Sementara Kepala Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Bali, Tri Budhianto, mengatakan, pandemi Covid-19 memberikan efek domino pada aspek sosial, ekonomi dan keuangan. Dalam merespon hal tersebut, pemerintah pusat telah menyalurkan biaya penanganan Covid-19 sebesar Rp695.20 triliun. Yang meliputi biaya kesehatan, perlindungan sosial, insentif usaha, UMKM, pembiayaan korporasi, sektoral kementerian lembaga dan pemerintah daerah.
Sedangkan Direktur Utama Bank BPD Bali, I Nyoman Sudharma, menyampaikan, untuk mendorong program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) dan Penempatan Uang Negara (PUN) Bank BPD Bali telah menyesuaikan suku bunga kredit untuk mendorong pertumbuhan ekonomi khususnya sektor riil dan konsumtif walaupun masih di lokal Bali. Namun hal tersebut juga sebagai persiapan menuju era new normal.
Disamping itu, secara teknis dia juga menyampaikan beberapa kebijakan yang telah diambil oleh Bank BPD seperti penyaluran KUR tahun 2020 dan subsidi yang diberikan pada debitur UMKM.
Rapat tersebut juga diikuti oleh perwakilan OJK Provinsi Bali, Kepala Dinas Koperasi dna UMKM Provinsi Bali, Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali, Ketua GIPI Bali, serta beberapa pelaku pariwisata dari berbagai kabupaten/kota. 019