Desa Adat Sala Lestarikan Tradisi Makan Nasi Kuning Saraswati

WARGA Desa Adat Sala di Desa Abuan, Kecamatan Susut, Bangli, tetap melestarikan tradisi membagikan nasi kuning setelah melaksanakan Banyupinaruh. Foto: ist

POSMERDEKA.COM, BANGLI – Sudah jadi tradisi masyarakat secara umum di berbagai wilayah di Bangli melaksanakan pelukatan saat Banyupinaruh, sehari setelah hari suci Saraswati. Salah satu tempat yang banyak dicari adalah Pura Taman Pecampuhan Sala maupun Tirta Sudamala Sedit, Bangli.

Khusus di Taman Pecampuan Sala, ada tradisi membagikan nasi kuning setelah melaksanakan Banyupinaruh oleh warga Desa Adat Sala di Desa Abuan, Kecamatan Susut, Bangli. Tradisi ini sebagai simbol pengetahuan ada dalam diri manusia sebagai bekal mengarungi kehidupan.

Bacaan Lainnya

Generasi muda di Desa Adat Sala, sejak pagi sibuk mempersiapkan labaan nasi kuning. Sebelum dibagikan, nasi kuning terlebih dahulu dipersembahkan dan diupacarai di Pura Balai Agung di desa setempat. Setelah itu nasi kuning dibagikan kepada warga dan pemedek di Pura Taman Pecampuan Sala yang selesai melukat.

Bendesa Adat Sala, I Wayan Subagia, mengatakan, tradisi nunas (minta) nasi kuning ini sebagai simbol bahwa pengetahuan ada dalam diri manusia. “Jadi, bermanfaat untuk mengarungi kehidupan” ungkapnya, Minggu (14/7/2024).

Lebih lanjut disampaikan, dia akan terus berupaya agar prosesi perayaan Saraswati yang dirangkaikan dengan Banyupinaruh yang identik dengan nasi kuning, bisa terus lestari. “Ini untuk memperkokoh keberadaan adat, tradisi dan budaya Bali,” cetusnya. gia

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.