POSMERDEKA.COM, DENPASAR – Program Gateways Study Visit Indonesia (GSVI) 2024 mengajak delegasi internasional mengunjungi sejumlah sekolah di Bali yang sukses memanfaatkan teknologi untuk mengembangkan materi pembelajaran. Salah satunya adanya adalah SMPN 9 Denpasar.
Sekolah ini dianggap berhasil dalam pengelolaan yang lebih efektif, serta memberikan murid akses yang lebih luas terhadap inovasi pendidikan. Kehadiran para delegasi disambut Kepala SMPN 9 Denpasar, Dra. Ni Wayan Raiyani, M.Pd, beserta tim; didampingi Kepala Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga (Disdikpora) Kota Denpasar, A.A. Gede Wiratama; dan Kabid Pembinaan Ketenagaan Disdikpora Kota Denpasar, Ni Made Ayu Agustini.
Kepala SMPN 9 Denpasar, Ni Wayan Raiyani, menyoroti pentingnya platform Rapor Pendidikan dalam membantu meningkatkan kualitas perencanaan dan manajemen sekolah. Sebelum adanya Rapor Pendidikan, kata dia, perencanaan sekolah seringkali tidak didukung oleh data yang kuat.
‘’Sekarang, dengan platform ini, perencanaan kami menjadi lebih terarah dan berbasis data yang jelas, sehingga dapat meningkatkan kualitas manajemen sekolah, guru, dan murid,’’ ujarnya.
Adapun praktik baik yang ditampilkan pada kegiatan UNESCO-UNICEF Gateways Study Visit Indonesia (GSVI) di SMPN 9 Denpasar, di antaranya, bagaimana guru-guru di SMPN 9 Denpasar mempelajari teknologi, berbagi dan pendampingan, pembelajaran mandiri, belajar melalui komunitas, dan menciptakan inovasi. Pastinya ekosistem guru sebagai pondasi dan terus menciptakan pembelajaran yang menyenangkan.
Ia mengungkapkan, sebelum pandemi sebagian besar guru cenderung memiliki kelas tradisional yang kurang memanfaatkan teknologi. Tim berbagi dan pendampingan dibentuk selama era pandemi ketika para guru terpaksa mempercepat keterampilan teknologi mereka untuk pembelajaran jarak jauh. Mereka (guru) diajarkan cara membuat kelas pertemuan online, tes online, dan video pembelajaran sederhana. Tim ini bertahan hingga berakhirnya era Covid-19 ketika semua guru sudah bisa memanfaatkan teknologi di kelasnya.
Selama pandemi Covid-19, guru-guru belajar hal-hal baru dan menjadi lebih kreatif dari sebelumnya sebagai upaya menjadikan kelas lebih baik. Guru-guru membuat video pembelajaran dan digunakan untuk membuat ulangan online, bahkan ada diantara mereka yang menjadi Youtuber dan membuat channel masing-masing. Tim pendamping berperan besar dalam mendukung para guru senior dalam menyelenggarakan kelasnya.
‘’Tim pendamping berperan besar dalam mendukung para guru senior dalam menyelenggarakan kelasnya. Biasanya mereka memiliki kelas sinkron melalui WhatsApp atau pertemuan online dan kelas asinkron melalui Google Classroom. Guru-guru mulai menggunakan laptop dalam kehidupan sehari-hari untuk mengajar yang sebelumnya tidak biasa bagi mereka,’’ ungkapnya.
Pada awal tahun 2022, sekolah telah memulai kelas luring ketika Kemendikbudristek juga merilis “Kurikulum Merdeka” dalam memitigasi kerugian pembelajaran pascapandemi Covid-19. Kemendikbudristek telah menyediakan platform pusat belajar dan berbagi bagi para guru bernama PMM (Platform Merdeka Mengajar) yang sangat membantu para guru. Guru-guru belajar banyak melalui platform ini dengan mengikuti pelatihan mandiri bernama Pelatihan Mandiri dimana mereka bisa belajar bagaimana menerapkan Kurikulum Merdeka.
‘’Hal lain yang disediakan oleh pemerintah kita adalah apa yang kita sebut “Rapor Pendidikan”, yaitu laporan sekolah yang menunjukkan bagaimana kinerja sekolah kita berdasarkan evaluasi pemerintah,’’ sambungnya.
Guru pun terus digenjot untuk berinovasi. Salah satunya melahirkan “Si Pelor Karet” adalah sistem feedback anonim melalui barcode yang dirancang oleh I Komang Agus Ugrasena, S.Pd., M.Pd. yang sebelumnya kebingungan dalam memberikan layanan pelaporan kepada siswa mengenai permasalahannya. “Si Pelor Karet” bertujuan untuk membantu siswa dalam menyampaikan laporan dan mencegah terjadinya tindakan kekerasan di lingkungan sekolah, seperti perundungan, kekerasan seksual, dan intoleransi.
Selain itu, inovasi guru dan siswa. Adalah Spensya IT Community (SIC) merupakan pembelajaran ekstrakurikuler yang dipimpin oleh I Ketut Nugraha Swadharma, S.E., S.Pd., M.M., yang fokus pada bagaimana siswa mengembangkan keterampilan teknologinya. Ia menciptakan beberapa hal menarik dengan menerapkan teknologi dalam karyanya. Pembina dan siswanya mampu membuat bot AI dan karya robot lainnya seperti robot tempat sampah dan distancing bag.
Gateways Study Visit Indonesia (GSVI) 2024 pada 1-3 Oktober 2024 yang mempertemukan Indonesia dengan 56 peserta dari 20 negara dan 9 organisasi internasional diharapkan menjadi momentum nasional untuk terus mendorong keberlanjutan transformasi pendidikan. Mengusung tema “Lebih dari Intervensi Teknologi: Menavigasi Transformasi Pendidikan Indonesia,” praktik baik Indonesia dalam mengembangkan ekosistem teknologi pendidikan di dalam payung kebijakan Merdeka Belajar menjadi materi diskusi oleh para peserta. Seperti diyakini oleh UNESCO dan UNICEF, kehadiran platform dan konten digital akan membuka akses lebih luas terhadap pembelajaran berkualitas di negara maju maupun berkembang. tra