Tantangan Kerja Pengawas Pemilu Mirip Orang Berpuasa

PARA peserta foto bersama usai Ngabuburit Pengawasan yang diadakan Bawaslu Buleleng di sekretariat PC PMII Buleleng, Sabtu (15/3/2025). Foto: ist
PARA peserta foto bersama usai Ngabuburit Pengawasan yang diadakan Bawaslu Buleleng di sekretariat PC PMII Buleleng, Sabtu (15/3/2025). Foto: ist

POSMERDEKA.COM, BULELENG – Bawaslu Buleleng mengadakan Ngabuburit Pengawasan edisi kedua di Sekretariat PC PMII Buleleng, Sabtu (15/3/2025). Kegiatan ini mengangkat tema “Evaluasi dan Refleksi Pengawasan Pemilu dan Pemilihan Serentak Tahun 2024”, serta bedah buku karya anggota Bawaslu RI, Lolly Suhenty, yang berjudul “Inovasi Pengawasan Pemilu 2024: Refleksi Kinerja Seorang Pengawas Pemilu”. Turut hadir Kordiv Pencegahan, Partisipasi Masyarakat, dan Humas Bawaslu Bali, Ketut Ariyani; Ketua Bawaslu Buleleng, I Kadek Carna Wirata; dan Ketua Umum PC PMII Buleleng, M. Baidowi.

Dalam sambutannya, Ariyani menuturkan, konsep Ngabuburit Pengawasan kali ini dikemas secara berbeda dengan menghadirkan sesi bedah buku. Menurutnya, buku karya Lolly Suhenty tidak hanya membahas strategi pengawasan, juga menekankan pentingnya upaya pencegahan dalam pengawasan Pemilu.

Bacaan Lainnya

“Salah satu poin menarik yang diangkat dalam buku ini adalah bagaimana Bawaslu tidak hanya menindak pelanggaran, tapi juga berperan aktif dalam mencegahnya. Pengawasan Pemilu tidak bisa dilakukan sendiri oleh Bawaslu, sehingga diperlukan kolaborasi dan partisipasi masyarakat melalui wadah pengawasan partisipatif,” terangnya.

Lebih jauh Ariyani menyampaikan, keberhasilan penyelenggaraan Pemilu dan Pilkada tidak hanya bergantung pada kerja pengawas semata, juga pada sinergi dan dukungan pelbagai elemen masyarakat. Sebab, tantangan dalam proses pengawasan sangat kompleks.

Baca juga :  Inovasi Jaga Baya Antarkan Denpasar Raih Penghargaan ISNA 2020

“Mulai dari potensi pelanggaran, hingga dinamika sosial politik yang berkembang. Pemilu yang sukses dan berintegritas hanya bisa terwujud jika ada dukungan berbagai pihak, termasuk masyarakat, akademisi, organisasi kepemudaan, serta pemangku kepentingan lainnya,” urainya.

Dia mengibaratkan proses pengawasan Pemilu dengan ibadah puasa. Tantangan dalam menjalankan ibadah puasa, ulasnya, sejalan dengan tantangan yang dihadapi pengawas Pemilu dalam memastikan setiap tahapan berjalan sesuai aturan. Selama bulan puasa, seluruh waktu, tenaga, dan pikiran difokuskan pada ibadah. “Begitu pula dengan pengawas Pemilu, yang harus mencurahkan emosi, tenaga, dan pikiran untuk memastikan jalannya tahapan Pemilu sesuai dengan peraturan yang berlaku,” tegasnya.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Mabincab PC PMII Buleleng, Supriyono, menyampaikan, Ngabuburit Pengawasan sangat bermanfaat, khususnya bagi kader PMII. Dia menyoroti pentingnya evaluasi terkait menurunnya angka partisipasi pemilih dalam Pemilu dan Pilkada sebelumnya.

“Hal ini harus menjadi perhatian bersama. Pengawas Pemilu tidak hanya bertugas mengawasi jalannya Pemilu, tapi juga harus memperhatikan bagaimana masyarakat bisa lebih aktif dalam proses demokrasi,” pesannya.

Anggota Bawaslu Buleleng, Gede Ganesha, menambahkan, kegiatan ini merupakan bentuk evaluasi atas pelaksanaan Pemilu dan Pilkada yang telah berlangsung. “Hanya saja kemasan evaluasinya sedikit berbeda, karena kita membungkusnya dalam kegiatan Ngabuburit Pengawasan. Dengan cara ini, diskusi menjadi lebih santai namun tetap substansial,” paparnya dalam kegiatan yang diikuti peserta dari PMII Buleleng. hen

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.