Oleh Made Nariana (Pemred Harian POS BALI)
MUNGKIN tidak semuanya. Tetapi dalam dua hari ini, utamanya Umanis Galungan 17 September 2020, saya menyaksikan kalangan masyarakat seperti dilanda eoforia di jalanan dan obyek-obyek turis tanpa masker. Menggunakan masker di luar rumah, apalagi dalam kondisi bergerombol, adalah suatu kewajiban dalam melaksanakan pergub (peraturan gubernur Bali) guna menekan penyebaran Covid-19. Tidak menggunakan masker dapat didenda Rp100.000.
Kenyataannya, saya menyaksikan puluhan anak-anak muda bergerombolan di mana-mana tanpa masker. Terjadi defile tidak resmi menggunakan sepeda motor, bahkan ada yang melakukan atraksi di jalanan. Dalam bidang lain, “tajen” juga tetap asyik – bahkan di wilayah tempat tinggal tokoh-tokoh masyarakat yang semestinya memberikan panutan kepada masyarakat sekitarnya.
Bendesa adat banyak yang tidak mampu menertibkan lingkungannya terhadap tradisi tiap hari tanpa tajen. Seorang bebotoh muda mengatakan kepada saya: “Bebetoh sudah bingung selama ini, tidak dapat menyalurkan hobinya ke tajen……”.
Petugas seharusnya menertibkan hal-hal seperti ini, sehingga tata laksana, aturan, imbauan dapat berjalan dengan adil guna melindungi masyarakat dari wabah Covid-19.
Kamis sore, ribuan masyarakat dengan mobil dan sepeda motor menuju Jembatan Pangkung (Petang) – tidak lain berkreasi dengan sahabat, teman dan keluarga. Jalanan sangat ramai. Kamis malam sekitar pukul 20.00 sampai pukul 21.00, di jalan raya Mengwi-Kapal-Lukluk, ratusan mobil agak macet merayap menuju Denpasar.
Saya perkirakan, mereka datang dari wilayah obyek wisata Bedugul dan sekitar atau pulang dari kampung menuju pusat kota Denpasar. Kondisi nampak seperti normal-normal saja, padahal wabah penyakit Corona makin “membludak” di mana-mana.
Masyarakat Bali memang merayakan Galungan dengan semarak. Umanis Galungan dijadikan hari istimewa untuk rekreasi. Sebagian mungkin memenuhi prokes (protokol kesehatan) Covid. Tetapi sebagian, terutama anak-anak mudah acuh tak acuh dengan prokes tersebut. Barangkali mereka merasa imun tubuhnya sudah perkasa menolak wabah tersebut. Entahlah!.
Saya masih percaya, masyarakat harus lebih tertib melaksanakan anjuran pemerintah untuk memenuhi prokes Covid-19, sehingga korban Corona dapat menurun kembali. Dengan menurunnya wabah itu, khususnya di Bali – maka ekonomi masyarakat akan dapat kembali normal. Kehidupan pariwisata masyarakat kembali dapat berjalan dengan normal, sebab sektor itu ternyata masih memberikan lapangan pekerjaan kepada masyarakat.
Anak-anak muda khususnya, dapat memberikan pemahaman kepada lingkungan bahwa bahaya Corona masih mengancam lingkungan. Apalagi anak muda yang rajin main medsos (media sosial), sepatutnya dapat lebih produktif buat membangun lingkungan. Tidak ada manfaatnya saling sindir,caci-maki, melakukan bully satu sama yang lain – sebab itu bukan adat dan budaya kita sebagai masyarakat Bali yang konon memiliki kekrabatan, tata krama, ramah-tamah dan budaya adiluhung di dunia.
Dua tahun ini, Desa Adat di Bali mendapat perhatian dari Pemerintah Provinsi Bali. Harapannya tentu salah satu unit desa adat seperti Yowana (sekehe taruna-taruni), dapat memberikan peranan penting membangun Bali melalui kreativitas positif melalui berbagai kegiatan, termasuk dalam melakukan hobi melalui media sosial.
Akan sangat damai, jika wahana medsos dipakai ikut membangun masyarakat, dan tidak toleran dengan sikap-sikap yang kurang memenuhi segala tatanan dan aturan yang berlaku.
Kalau kita sepakat pariwisata Bali kembali normal, tidak ada jalan lain jaga keamanan, kedamaian, kenyamanan, kebersihan dan kesehatan lingkungan masing-masing. Dalam menjaga kesehatan, syaratnya ingat pakai masker, jaga jarak (hindari kerumunan), gunakan sanitizer.
Saya melihat semua sudah diatur pemerintah termasuk bagaimana kita melakukan berbagai bentuk upacara dan adat budaya. Namun, masih banyak masyarakat belum memahami hakikat dari tuntunan yang ada.
Kalau terus menerus “bengkung” (membangkang) – jangan harap wabah Corona akan menurun! Sebab penyakit Gering Agung ini benar-benar mencemaskan…(*)