MADE Sutama yang mantan Kepala Bapenda Badung dan Sekda Badung I Wayan Adi Anawa yang kini Sekda Badung, terlihat akur menjelang pilkada Badung. Mengapa demikian? Made Sutama adalah paman Adi Arnawa. Jadi Adi merupakan ponakan Made Sutama.
Pasalnya dalam percaturan politik di Badung menjelang pilkada Bupati/Wakil Bupati tahun 2024 ini, kedua-duanya asal Bukit Badung Selatan itu, rajin turun ke bawah. Rajin menemui Masyarakat sebagaimana harapan tokoh PDI Perjuangan Ibu Megawati Soekarno Putri.
Sekda Badung turun mewakili pemerintah mengikiuti berbagai acara dan upacara Masyarakat. Sementara Made Sutama juga rajin turun ke bawah karena undangan berbagai elemen Masyarakat Badung.
Adi Arnawa belakangan gencar dikenal akan diusung PDI Perjuangan sebagai bakal calon Bupati Badung. Di balik itu Made Sutama sudah juga melamar ke PDI Perjuangan sebagai bakal wakil calon Bupati. Banyak kalangan menduga antara paman dan keponakan terjadi persaingan dalam keluarga. Apa betul demikian?
Made Sutama mengatakan, bahwa kalau nanti ponakannya Adi Arnawa lolos sebagai bakal calon Bupati dari PDI Perjuangan, ia mengaku agak susah kalau muncul sebagai calon Bupati juga dari partai lain.
“Memang banyak yang menghubungi saya supaya bersedia menjadi wakil Bupati dari calon lain. Tetapi saya nggak enak bersaing dengan ponakan sendiri,” kata Sutama berulang kali.
Ketika ditanya, bagaimana kalau ada partai mencalonkan sebagai bakal Calon Bupati? Made Sutama tidak menjawab dengan tegas. “Kita lihat saja perkembangan ya,” katanya singkat.
Dalam perhelatan pilkada Badung, baru kali ini di satu keluarga ada dua tokoh (paman dan keponakan) yang diidolakan Masyarakat menjadi pimpinan Masyarakat Badung.
Adi Arnawa memiliki banyak relawan di bawah, sementara Made Sutama banyak memiliki relasi yang disebut sebagai SMS (Solidaritas Made Sutama) di kalangan Masyarakat. Mereka sama-sama punya pendukung yang fanatik. Banyak baju kaos dengan tulisan SMS beredar di Masyarakat.
Konon, mereka juga sama-sama memiliki finansial yang cukup untuk modal politik. Emangnya politik tidak perlu dana? Ya…. lah! Zaman sekarang selalu muncul guyonan di masyararakat……wani piro (berani berapa). Hahahahaaa dasar kita semua sudah pragmatisme dari atas sampai bawah. (Nariana)