DENPASAR – Arah angin Partai Golkar dalam espisentrum wacana penundaan Pilpres 2024 seperti mulai berubah. Sikap Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto, yang sebelumnya termasuk dalam barisan yang tergolong “menyetujui” penundaan Pilpres dengan alasan rakyat masih ingin Presiden Jokowi menjabat, kini ogah membahas itu.
Diwawancarai usai memberi pengarahan kepada semua anggota Fraksi Golkar di DPR RI, DPRD Provinsi, dan DPRD kabupaten/kota seluruh Bali di wantilan DPD Partai Golkar Bali, Jumat (25/3/2022), respons Airlangga terlihat agak dingin ditanya soal wacana penundaan Pemilu 2024. “Kita sekarang sedang pemenangan Partai Golkar,” jawabnya singkat dengan ekspresi datar sembari masuk ke dalam mobilnya. Dan, itulah satu-satunya pernyataan Airlangga saat diwawancarai. Pertanyaan lain yang diajukan, tidak dijawab karena dia tampak “sibuk” berkomunikasi dengan petinggi partai yang mengelilinginya.
Sebelumnya, saat memberi pengarahan, Airlangga berujar pemerintah saat ini banyak membuat program untuk UMKM. Dia juga menyebut UMKM termasuk pemilih dominan Golkar, selain para ibu rumah tangga, guru dan mereka yang berpendidikan minimal SMA. Melihat ceruk lumbung suara itu, dia menginstruksi kader untuk wajib menyapa kelompok-kelompok tersebut.
“Kita cuma minta satu hari dengan memilih Golkar dan capres kita. Kita bina mereka dua tahun (sejak saat ini), cuma minta satu hari mereka saja. Apalagi saat ini turisme sudah bisa tanpa karantina, dan kita harap ini mendorong kembali perekonomian bali, dan Golkar bisa berjaya lagi di Bali,” urai politisi berpostur sentosa tersebut.
Lebih jauh diulas Menko Perekonomian tersebut, dalam Pilpres 2024 nanti satu suara sangat berharga. Dan, untuk dapat memenangkan Pilpres tidak ada istilah Golkar di Bali posisinya nomor 2, harus nomor 1. Dia membandingkan perolehan suara PDIP di Bali yang mencapai 1,2 juta suara, dengan suara Golkar yang “hanya” 382 ribu.
“Lompat 1,2 juta, sedangkan saat ini 382 ribu. Ibarat 30 cm melawan 1,2 meter, jadi kita harus latihan dan lari terus. Sanggup?” kejarnya dan dijawab “sanggup” oleh para kader.
Untuk mencapai target itu, dia mengakui perlu “bensin”. Yang terlihat menggelikan, saat dia bertanya apakah kader punya bensin, hadirin justru kompak terdiam. “Masa tidak punya bensin? Malu-maluin,” sambungnya sambal tersenyum.
Kader di Bali, sambungnya, dilihat semua bertenaga. Bali juga ada pokir di lembaga DPRD yang harus didorong untuk sosialisasi di dapil masing-masing. Tempo dua tahun diingatkan tidak lama, dan jika ingin menang harus serius mulai sekarang. Untuk Pileg, Golkar memancang target menang 20 persen, dan untuk menang Pilpres harus 51 persen. “Perjuangan belum cukup karena kita target (anggota DPRD) empat kali dapat seperti Pak Demer (di DPR RI),” tegasnya.
Sebelum mengakhiri arahan, Airlangga sekali lagi mengingatkan kader rajin menemui rakyat. Tentu mendatangi mereka tidak bisa hanya bermodal omongan belaka, yang dia istilahkan “air liur” saja, tapi harus membawa sesuatu seperti sembako. Pesannya, mesti bisa meyakinkan ketika periode dua bulan masa kampanye itu mulai dikerjakan sekarang.
“Buat sambal campur tomat, enak dimakan terasa nikmat. Kalau Golkar maju dan kuat, ekonomi bangkit Indonesia hebat,” tuturnya membaca pantun yang disiapkan untuk menutup pengarahan tersebut, disambut aplaus hadirin. hen