Negosiasi Cabup Karangasem di KIM Plus Masih Dinamis, Ada Preseden Dua Petahana Tumbang di Pilkada

Nyoman Suyasa. Foto: ist
Nyoman Suyasa. Foto: ist

POSMERDEKA.COM, DENPASAR – Penentuan bakal calon Bupati dan Wakil Bupati Karangasem di partai Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus masih tarik-ulur. Meski begitu, berbekal kursi lebih banyak di DPRD Karangasem, Gerindra optimis bisa mendulang posisi Karangasem 1 tinimbang kader dari partai lain. Keyakinan itu disuarakan Ketua DPC Partai Gerindra Karangasem, Nyoman Suyasa, ditemui beberapa waktu lalu.

Suyasa tak memungkiri ada hasrat dan kompetisi internal antara Gerindra, Demokrat serta Nasdem dalam merebut posisi calon Bupati. Walau melihat itu sebagai “masalah”, di sisi lain juga dimaknai sebagai bentuk kepercayaan diri kader di KIM untuk menantang I Gede Dana selaku Bupati petahana. Apalagi dia mendaku konstituen di Karangasem memiliki karakteristik sendiri.

Bacaan Lainnya

“Kalau kita lihat, petahana tidak terlalu dominan, beda dengan di daerah lain yang partai sebelah sangat dominan, bisa di atas 40 persen. Di Karangasem hanya 25 persen, jadi berimbang semua kekuatan politiknya,” tutur Wakil Ketua 2 DPRD Bali tersebut.

Selain itu, cetusnya, ada anggapan masyarakat bahwa Bupati petahana belum maksimal berbuat untuk Karangasem. Karena pertimbangan itu pula, dia berujar banyak teman politisi yang ingin maju menjadi Karangasem 1.

Baca juga :  Pengkot TI Denpasar - Pengprov KBI Bali Berkolaborasi Latihan Bareng

Disinggung bagaimana KIM sebagai keluarga besar membuat konsensus untuk mendinginkan kontestasi sesama kader itu, dia berujar harus mengedepankan etika politik atau politik rasional. Maksudnya begini. Gerindra hari ini rangking 2 di DPRD Karangasem dengan sembilan kursi, Golkar delapan kursi, Demokrat enam kursi dan Nasdem lima kursi. Jika itu berkumpul sudah mayoritas sebenarnya.

“Masa saya punya kursi sembilan, suara tertinggi (di Pileg), dan punya presiden, ditempatkan jadi nomor 2? Nggaklah,” ulasnya kalem.

Hanya, imbuhnya, proses politik masih berjalan, dan tidak mungkin semua langsung setuju di awal. KIM masih nego-nego, semua masih cair. “Saya yakin di titik tertentu KIM akan maju menghadapi petahana, yakinlah itu. Astungkara Suyasa nomor 1,” tambahnya terkekeh.

Soal PDIP masih kuat di parlemen dan eksekutif, Suyasa menyebut ada preseden bahwa petahana dua kali kalah di Pilkada Karangasem. Sebagai catatan, petahana kalah saat Pilkada 2005 dan tahun 2020. Penyebabnya karena masyarakat menilai mereka tidak maksimal bekerja. “Saya kira ketiga kalinya terulang, angka 3 itu angka keramat,” kelakarnya.

Bahwa sejauh ini survei elektabilitas petahana masih tinggi, di atas 50 persen, Suyasa mengaku tak gentar. Alasannya, survei dilakukan ketika para bakal calon penantang masih belum karena “ngos-ngosan” usai Pileg 2024. Untuk membuktikan itu, dia bilang akan melakukan survei untuk diri sendiri guna mengukur disparitas elektabilitas dengan petahana.  

Baca juga :  Jangan Gampangan Usul Pangkas Dana Desa Adat, PDIP Fokus ke Efisiensi OPD

Saat ini, sambungnya, surat tugas dari DPP Partai Gerindra sudah dikantongi. Dia diinstruksi untuk sosialisasi dan menjalin komunikasi dengan partai politik lain, serta turun ke masyarakat. “Sampai sekarang masih jalan,” terangnya.

Bagaimana jika kemudian hasil survei elektabilitas ternyata njomplang dengan petahana?  “Saya akan pikir lagi dan lapor ke Ketua DPD Gerindra, Pakde Muliawan Arya. Jika diperintah jadi Wakilnya Pak (Bupati) Dana misalnya, kenapa tidak? Saya masih rasional. Kalau diperintah jangan maju juga siap. Kalau disuruh maju dan disuport, saya pasti tarung,” bebernya memungkasi. hen

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.