POSMERDEKA.COM, DENPASAR – Banyak curhatan sejumlah kepala SMAN/SMKN dilayangkan saat rapat kerja dengan Komisi 4 DPRD Bali yang dipimpin Ketua Komisi 4, Nyoman Suwirta, Senin (17/2/2025). Permasalahan pendidikan saat ini seputar kondisi gedung sekolah yang rusak digerogoti usia, kenakalan remaja, sampai ada mutasi guru yang diduga berbekal “surat sakti” pejabat tertentu.
Dalam rapat kerja dihadiri Kadisdikpora Bali, KN Boy Jayawibawa; dan Ketua Umum KONI Bali, IGN Oka Darmawan, tersebut Suwirta menguraikan sejumlah persoalan pendidikan. Antara lain soal dana pendidikan sekolah beragama Hindu yang tidak terpakai di Kementerian Agama. Dia minta jangan sampai ada peluang tapi tidak diambil.
Menurut legislator Sumiati, sekolah idealnya bisa maksimal merata dari kota sampai kecamatan. Dia juga menyoroti pembentukan sikap mental siswa, karena di media sosial banyak berita kenakalan remaja yang membahayakan nyawa. Malah ada remaja usia 16 tahun sampai bawa clurit panjang untuk berkelahi.
“Saya minta sekolah jangan terjadi kenakalan remaja, terutama kriminal dan pelecehan seksual. Ini fenomena gunung es, jangan disembunyikan dan mesti disikapi segera. Kalau mental rusak maka pelajaran tidak diterima baik,” seru politisi PDIP itu.
“Penting pendidikan karakter di sekolah itu. Di Klungkung misalnya menyelipkan lima menit pendidikan karakter, tapi guru harus bisa jadi contoh,” timpal Suwirta.
Usai Dewan, giliran para kasek yang diundang memaparkan kondisi sekolah mereka. Kepala SMAN 1 Negara, Komang Winata, melaporkan kondisi bangunan sekolah tidak baik-baik saja. Dia berkisah ada gedung lantai 3 paling muda dibangun tahun 2000, malah ada bangunan yang sejak tahun 1986 masih ada sampai sekarang. Lalu ada empat kelas tidak bisa dipakai lagi sejak 2019, pilar bangunan tambal-sulam, dan lantai kelas lebih rendah dari halaman, sehingga kebanjiran dan siswa tidak konsen belajar.
“Kami berharap ke Komisi 4 bantuan renovasi berat untuk kap dan struktur bangunan. Juga dibangun ruang kelas baru supaya lebih banyak bisa menerima siswa baru tiap tahun. Sekarang aula dipakai kelas,” paparnya. “Silakan buat masterplan untuk rehab bangunannya,” saran Suwirta.
Dari SMAN 2 Banjar, Buleleng muncul keluhan tentang WC yang hanya enam unit untuk melayani 200 siswa lebih. Aula tidak punya, dan lapangan basket sudah tua. Selanjutnya di SMKN 1 Nusa Penida, Klungkung muncul permohonan agar guru kontrak di sekolah itu diperjuangkan menjadi tenaga PPPK. Yang menarik, di sekolah ini juga disebut ada mutasi guru tanpa sepengetahuan sekolah. “Jangan sampai tenaga guru kami kurang diambil lagi ke sekolah lain dengan surat sakti,” pinta kepala sekolahnya.
“Semua aspirasi ini silakan dikoordinasikan dengan Pak Kadisdikpora, nanti kita perjuangkan,” janji Suwirta. hen