Makan Siang Gratis

Ilustrasi.

Oleh Made Nariana

PASANGAN Cawapres Prabowo Subiyanto-Gibran Rakabuming Raka menjanjikan makan siang gratis bagi anak anak di Indonesia. Konon akan diberlakukan mulai tahun 2025, kalau kelak pasangan ini ditetapkan KPU sebagai Capres dan Cawapres terpilih dalam Pilpres 2024.

Bacaan Lainnya

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan yang saya kutip dari berita medsos, setiap orang dianggarkan dalam RAPBN Rp15.000.- Harga ini berlaku di seluruh Indonesia secara merata, belum termasuk nilai susu. Harga Rp15.000.- di Surabaya mungkin dapat nasi pecel. Namun harga itu di kota lain seperti Jakarta, Medan dan Jakarta, apalagi Papua tentu tidak seberapa.

Di Bali saya sering beli nasi sarapan, paling tidak Rp30.000 di Warung Jawa. Warung Bali, sekelas nasi lawar dan babi guling. Di sejumlah desa juga seharga itu. Kalau mau spesial, bisa sampai Rp35.000.- satu porsi. Harga satu piring nasi memang relatif sesuai daerah, desa atau kota.

Oke, pemerintah menetapkan harga Rp15.000.-per orang. Apa harga itu akan tetap sampai di bawah? Inilah persoalannya. Nilai trilyunan rupiah buat makan siang gratis – pasti akan ditenderkan kepada pemborong. Atau dengan cara lain diserahkan kepada pemerintah daerah masing-masing. Pemerintah daerah pun akan menyerahkan ke kabupaten/kota, terus sampai ke kecamatan, desa dan dusun.

Baca juga :  Diinstruksi Lanjut Dua Periode di Loteng, Gerindra Tak Dukung Pathul Bahri ke Pilgub NTB

Setiap proses itu memerlukan biaya. Apalagi diserahkan pemborong. Angggaplah tanpa menggunakan pemborong dan semua jujur tidak mencari komisi. Paling tidak pedagang nasi paling bawah memerlukan untung Rp2000.- tiap piring. Akhirnya nilai nasi akan menjadi Rp13.000.- satu porsi.

Nasi jenis apa dengan lauk apa — yang akan diberikan dengan nilai sekian rupiah kepada anak-anak? Saya tidak dapat membayangkan. Apakah anak-anak akan mau makan nasi yang disediakan pemerintah? Kalau di desa barangkali ya. Tetapi bagaimana anak-anak di kota yang kebetulan anak orang kaya dan berada?

Kalau ditangani pemerintah pun saya ragu. Sebab dalam realita, oknum-oknum pemerintah pun tidak luput dari keinginan dapat “bati” buat uang rokok, hahahaha…Saya membayangkan bagaimana ruwetnya program makan siang gratis buat anak – anak di tanah air yang jumlahnya jutaan orang.

Janji kampanye itu sebetulnya tidak logis dan realitis. Tetapi mungkin sampai di situlah ide seorang pemimpin kita di jaman seperti sekarang ini. Apa boleh buat.

Dibatalkan, nggak mungkin. Jika dilaksanakan akan muncul banyak persoalan dalam pelaksanaan nanti. Paling tidak itu bayangan saya, sebagai orang yang belum pernah berjualan nasi. Entah bagaimana bayangan yang lain! (*)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.