GIANYAR – Bupati Gianyar, I Made Mahayastra, mepatung atau memotong babi bersama staf menjelang Hari Raya Galungan di halaman belakang kantor Bupati Gianyar, Senin (14/9/2020). Tiga ekor babi yang dipotong bersama itu, kemudian dagingnya dibagi merata kepada semua staf.
Mahayastra mengatakan, mepatung ini sebagai ajang kebersamaan. Dia mengaku sebelumnya tidak pernah ngerecah (memotong) secara langsung, tapi kini dapat kesempatan ikut berbaur dengan staf. Bagaimana Mahayastra memotong babi itu, sempat jadi tontonan sejumlah staf yang biasanya melayani dia di Pemkab setiap hari.
Sesungguhnya mepatung yang dilakukan Mahayastra bukan kali pertama ini dilakukan, tapi sudah sejak tahun 2004 kala dia menjabat Ketua DPRD Gianyar. “Itu 16 tahun lalu, tapi dilakukan dengan kelompok berbeda-beda. Lagi dengan Sekretariat DPC, staf, anggota DPRD beserta staf, kali ini dengan staf di Pemkab,” tuturnya.
Menurutnya, merayakan Hari Raya Galungan bukan hanya sebatas ritual dan menyembah Ida Sang Hyang Widhi. Di dalamnya juga ada proses sosial, kemasyarakatan, gradag-grudug bareng, belajar membuat adonan dan belajar berbagi. Kata dia, dalam proses itu orang berbagi, di sanalah Tuhan itu berada. “Tidak salah Bung Karno mengatakan di mana ada kemiskinan, di sana Tuhan yang kita sembah bersemayam,” ulasnya.
Dia mengaku awalnya tidak terbiasa memotong babi, tapi sekarang karena bersama-sama dia mencoba memotongnya. Kegiatan itu semata-mata untuk mejaga kebersamaan, karena Gianyarharus dibangun bersama-sama, harus dijaga bersama-bersama. Tidak mungkin, tegasnya, hanya seorang bupati bisa menyelesesaikan semua permasalahan yang ada.
Setiap Galungan, sambungnya, sedikitnya 20 ekor babi dipotong bersama staf dan jajaran DPC PDIP. “Kalau di rumah dengan staf ada 12 ekor, ditambah di sini dan dengan sekretariat ada sekitar 20 ekor. Itu dilakukan setiap Galungan,” pungkasnya. 011