Oleh Ni Kadek Sinarwati
(Fakultas Ekonomi, Universitas Pendidikan Ganesha, Singaraja, Bali)
KOLABORASI Perguruan Tinggi dengan Industri khususnya dibidang hilirisasi inovasi merupakan salah satu program yang gencar digaungkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan Riset dan Teknologi. Kolobarasi merupakan jalinan kerjasama antara insan perguruan tinggi sebagai penghasil inovasi dengan industrI sebagai pengguna inovasi.
Perguruan tinggi memiliki kemampuan untuk menghasilkan produk-produk inovasi, tetapi menghadapi keterbatasan dana. Industri memiliki pendanaan namun menghadapi keterbatasan waktu dan pengetahuan.
Kolaborasi ini bermanfaat sebagai solusi dari keterbatasan tersebut. Manfaat lain dari kolaborasi adalah agar inovasi yang dihasilkan oleh Perguruan Tinggi merupakan produk yang urgen dibutuhkan dan menjadi solusi permasalahan yang dihadapi oleh industri. Produk inovasi yang akan dirancang oleh Perguruan Tinggi hendaknya diawali oleh riset yang dijalankan bersama dengan industrI.
Tahapan analisis kebutuhan sebagai bagian awal dari penciptaan inovasi menyepakati inovasi apa yang diperlukan industri untuk menyelesaikan permasalahan bisnis yang dihadapi. Tahapan ini penting, sebab jika tidak, bisa jadi perguruan tinggi menghasilkan produk inovasi yang tidak diperlukan oleh industri.
Kolaborasi Perguruan Tinggi dan Industri menghilirasi inovasi dilakukan dengan memanfaatkan platform kedaireka. Kedaireka merupakan sebuah platform yang dibangun oleh Kemendikbud untuk meningkatkan sinergi Perguruan Tinggi dan Industri.
Kedaireka merupakan implementasi dari program Merdeka Belajar dan Kampus Merdeka yang menunjukkan flexibilitas dalam pembelajaran. Langkah kolaborasi Perguruan Tinggi dengan mitra industri yang disampaikan pada tulisan ini mengacu pada pengalaman penulis ketika mengajukan proposal Matching Fund melalui platform kedaireka.
Tahapannya adalah, dosen/insan perguruan tinggi dan mitra industry membuat akun dikedaireka. Dosen memilih mitra industrI yang diajak berkolaborasi. Pihak kedaireka menyetujui pemilihan industrI. Mitra yang dipilih jika bersedia berkolaborasi kemudian mengunggah surat pernyataan kesedian berkolaborasi.
Insan perguruan tinggi selanjutnya mensubmit proposal dan dokumen penunjang lainnya. Proposal yang memenuhi kriteria penilaian, jika dinyatakan lolos didanai, maka kolaborasi perguruan tinggi dengan industri segera dieksekusi.
Kedaireka sebagai “makcomblang” yang mempertemukan perguruan tinggi dengan industri merupakan platform yang memberikan manfaat ke berbagai pihak. Keterbatasan informasi yang dihadapi perguruan tinggi ketika hendak menghilirisasi inovasi, akibat tidak memiliki jaringan ke industri, teratasi oleh platform kedaireka.
Temuan inovasi perguruan tinggi tidak lagi hanya menjadi tumpukan laporan diperpustakaan atau tidak hanya menjadi karya publikasi dijurnal atau di-prosiding. Inovasi mampu terhilirisasi ke Industri yang relevan. Industri mendapatkan produk inovasi yang dapat dimanfaatkan untuk melakukan pengembangan usaha tanpa harus mendanai sendiri.
Simbiosis mutualisme ini memberikan pengalaman belajar yang dapat meningkatkan kompetensi dan kreativitas dosen dan mahasiswa. Kelas kolaboratif dan partisipatif tentu akan tercipta selama penciptaan produk inovasi di perguruan tinggi.
Manfaat lain yang diterima Perguruan Tinggi dari Kolaborasi adalah peningkatan nilai Indikator Kinerja Utaama (IKU) perguruan tinggi khususnya IKU kelima (5) yaitu hasil kerja dosen digunakan oleh Masyarakat. Jadi, jika bisa berkolaborasi apakah masih memilih berjalan sendiri?
Kata Kunci: Kolaborasi; Hilirisasi; Inovasi; Kedaireka. (*)