Diatmika Tolak Menyerah, Badung Bangkit Masih Berpeluang?

AGUNG Diatmika (kiri) bersama pengurus Partai Nasdem dan Gerindra saat deklarasi di kantor DPD Partai Golkar Badung pada 30 Juli 2020 lalu. Foto: gus hendra
AGUNG Diatmika (kiri) bersama pengurus Partai Nasdem dan Gerindra saat deklarasi di kantor DPD Partai Golkar Badung pada 30 Juli 2020 lalu. Foto: gus hendra

MANGUPURA – IGN Agung Diatmika sepertinya perlu membeli kamus untuk paham apa arti kata menyerah. Meski perkembangan situasi politik di Partai Golkar tidak menguntungkan dia sebagai bakal calon Bupati di Pilkada Badung 2020, dia menolak menyerah.

“Politik itu kan seni segala kemungkinan. Artinya selama belum ada hitam di atas putih, maka segala kemungkinan masih mungkin terjadi,” ujarnya via telepon, Sabtu (29/8/2020).

Bacaan Lainnya

Sebagaimana diwartakan sebelumnya, paket Diatmika-Muntra yang sebelumnya diunggulkan Partai Golkar dalam Koalisi Rakyat Badung Bangkit (KRBB) bersama Gerindra dan Nasdem, kabarnya malah dicoret dari rekomendasi Golkar. Paket ini satu-satunya usulan Golkar Badung dan Golkar Bali yang dibawa ke DPP.

Entah apa pertimbangan pastinya, belakangan terbetik isu DPP Partai Golkar memilih mendukung petahana Giri Prasta-Suiasa (Giriasa) untuk lanjut ke jilid II. Padahal sebelumnya Diatmika-Muntra bertemu dan mendapat arahan dari Ketua Umum DPP Partai Golkar, Airlangga Hartarto, bersama para kandidat lainnya. Jika itu benar terjadi, maka Golkar memilih merekomendasikan paket di luar yang diusulkan kader. Isu Golkar balik badan ini pula yang membuat panas suasana kandidasi KRBB, karena Nasdem sudah merekomendasikan paket ini.

Baca juga :  Ketua DPRD Klungkung Hadiri Deklarasi Pemilu Damai 2024

Mengenai sikapnya terkesan ngotot mengejar rekomendasi, Diatmika menegaskan sejak awal tidak dalam posisi ingin ikut kontestasi. Namun, karena dorongan tokoh senior Golkar, dia akhirnya memberanikan diri mengarungi politik praksis. Bahwa kemudian saat ini dia seperti diombang-ambing tsunami permainan elite politik di Golkar, sepenuhnya dia sadari.

“Masalahnya, saat sosialisasi ke masyarakat, saya banyak mendapat saran dan aspirasi mengenai kondisi Badung sekarang, yang menurut mereka perlu dibenahi. Kepercayaan bahwa saya dirasa mampu memperbaiki itu yang sangat tidak ternilai,” jelasnya.

Jika kemudian karena ada isu Golkar memilih petahana lalu membuat dia langsung mundur, Diatmika menilai itu sama saja mengkhianati amanah orang yang mempercayainya. Bagi dia sebagai orang nonpartisan, dikhianati partai memang masalah besar. Tetapi, kata dia, bagaimana bisa menjelaskan kepada banyak pihak yang berharap dia memperbaiki Badung, itu masalah yang jauh lebih besar.

“Masyarakat kita kan beda-beda pengetahuan dan pemahamannya tentang berpolitik. Saya tidak mau mereka menilai justru saya yang main-main untuk ambisi pribadi. Sikap tidak menyerah sampai batas akhir pendaftaran, itu sebagai bukti keseriusan saya menerima aspirasi mereka,” tegas tokoh masyarakat di Dalung, Kuta Utara ini.

Diatmika bilang tidak sependapat idealisme dia itu dinilai terlalu tinggi dan tidak realistis dalam berpolitik, di tengah praktik politik oligarki saat ini. Alasannya, dia mengklaim nyaris tidak ada kerugian material sampai situasinya “membentur tembok tebal” seperti sekarang. Kalaulah ada rugi, itu hanya masalah waktu karena dia sebulan terakhir sosialisasi ke masyarakat. Namun, ulasnya, justru karena itu dia mendapat banyak hal baru. “Yang paling kelihatan ya nambah kenalan dan teman baru, sekaligus pengalaman berpolitik,” katanya terkekeh.

Baca juga :  Catat! BMKG Perkirakan Puncak Curah Hujan di Bali Desember-Januari

Meski begitu, dia tidak menjawab tegas apakah pengalaman ini menjadi investasi politiknya ke depan. “Ah, itu sama saja secara tidak langsung tanya ke saya apakah saya mau terjun lagi ke politik nanti kan? Perjuangan ini saja belum selesai, jangan menggiring nanya langkah saya setelah ini,” serunya tergelak.  

Karena telanjur ada pendukung dan relawan, bahkan sampai membuat baliho, Diatmika melihat itu sebagai bukti aspirasi itu nyata adanya. Hanya, menimbang situasi kurang mendukung, dia berpesan agar spirit perjuangan relawan dan pendukung tidak mendadak redup. Pertimbangannya, segala kemungkinan masih terbuka. Perjuangan baru selesai ketika rekomendasi Golkar benar-benar jatuh ke Giriasa.

“Bahwa relawan masih bersama kami, tyang rasa suntikan moral itu lebih dari cukup untuk menguatkan tyang melangkah. Soal bagaimana cara melangkah, yaa itu rahasia dapurlah,” tandasnya terkekeh. hen

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.