POSMERDEKA.COM, MATARAM – Sebanyak sembilan warga dari dua desa di Kecamatan Wera di Kabupaten Bima hilang akibat banjir bandang yang terjadi, Minggu (2/2/2025) petang. Hingga pukul 14.37 Wita, data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) NTB menunjukkan sebanyak dua orang dilaporkan meninggal dan tujuh orang dilaporkan hilang.
Ketua Komisi IV DPRD NTB, Hamdan Kasim, mendesak jajaran Pemprov di bawah kepemimpinan Pj. Gubernur Hassanudin bertindak cepat mengatasi banjir bandang di wilayah Kabupaten Bima. “Bila perlu Pak Pj. Gubernur dan OPD Pemprov terkait infrastruktur, bencana hingga sosial kemasyarakatan, bikin tenda dan berkantor sementara di wilayah terdampak banjir bandang di Bima,” serunya, Senin (3/2/2025).
Politisi Golkar itu mengecam touring motor bertajuk “Explore Lombok Utara” yang dilakukan Pj. Gubernur Hassanudin bersama Sekda Lalu Gita Ariadi dan semua pejabat OPD Pemprov, di saat warga Bima dilanda banjir bandang. Menurut Hamdan, jika mendengar ada laporan bencana, seharusnya kegiatan touring ramai-ramai itu dihentikan.
“Kami, seluruh anggota DPRD NTB, berduka atas bencana banjir Bima yang menelan korban jiwa. Jujur, kami kecam kegiatan turing pejabat OPD Pemprov ke KLU di tengah kondisi kebencanaan saat ini,” sesalnya.
Dia kembali mendesak Pemprov segera membangun kantor darurat di Kabupaten Bima. Sebab, saat ini yang dibutuhkan adalah penanganan cepat dan tepat. Apalagi jalan yang ambrol diterjang banjir bandang merupakan jalan provinsi. “Semua kerusakan infrastruktur harus segera dilakukan audit. Adanya kantor darurat, tentu memudahkan koordinasi terkait penanganan warga terdampak banjir hingga logistiknya,” lugasnya.
Kepala Pelaksana BPBD NTB, Ahmadi, menyebut ada enam desa terendam banjir di Kecamatan Wera dan Kecamatan Ambalawi, Bima. Banjir menerjang Desa Nanga Wera, Desa Wora, Desa Tunggi di Kecamatan Wera. “Di Kecamatan Ambalawi ada Desa Mawi, Desa Nipa dan Desa Talapiti,” kata Ahmadi, Senin (3/2/2025).
Ahmadi berkata penyebab utama banjir akibat air yang tidak bisa terbendung dari arah pegunungan, yang membawa material kayu dan batu, meluap ke permukiman warga dan jalan raya di Desa Nanga Wera. Ketinggian air sekitar 1 meter. Korban meninggal sementara dua orang dari Desa Wora dan Desa Nunggi. Jumlah korban hilang sementara tujuh orang, enam orang warga Desa Nanga Wera dan satu orang dari Desa Wora.
“Jumlah kerusakan 12 unit rumah, tujuh unit rumah panggung hanyut dan lima unit rumah rusak ringan. Fasilitas pendidikan masih proses pendataan,” bebernya.
Dampak lain adalah terdapat tiga unit jembatan terputus. Untuk kebutuhan mendesak warga seperti makanan siap saji, air mineral, beras, terpal dan perbaikan rumah. “Kami mengimbau kepada masyarakat, saat ini wilayah NTB tengah memasuki puncak musim hujan. Adanya potensi hujan yang cukup signifikan pada 10 hari mendatang, masyarakat dihimbau agar berhati-hati,” pesannya mengingatkan. rul