BANGLI – Minimnya anggaran menjadi kendala vaksinasi rabies yang seharusnya dilakukan massif di Bangli. Bidang Kesehatan Hewan Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Perikanan Bangli pada tahun 2021 hanya mampu melakukan vaksinasi rabies 20 persen dari target, menurun jika dibandingkan tahun 2020. Dari total 59 ribu populasi anjing, kucing, dan monyet, hanya direalisasi mencapai 25 persen. Data itu disampaikan Kepala Dinas PKP Bangli I Wayan Sarma, Jumat (19/2/2021).
Sarma mengatakan, minimnya capaian vaksinasi rabies tahun 2020 akibat merebaknya pandemi Covid-19. Petugas vaksinasi tidak bisa leluasa masuk ke rumah warga karena keterbatasan dana operasional. “Melakukan vaksinasi menggunakan tenaga terlatih non-PNS, yang tentunya ada anggaran operasional seperti tahun-tahun sebelumnya, capaian vaksinasi mencapai 90 sampai 95 persen. Sejak masa pandemi ini terjadi keterbatasan anggaran, tapi kami tetap berupaya semaksimal mungkin untuk melaksanakan,” tuturnya.
Biaya operasional untuk vaksinasi seekor anjing, sebutnya, senilai Rp15 ribu. Total biaya yang dibutuhkan untuk memenuhi target 95 persen atau sekira 50 ribu ekor senilai Rp750 juta. Sementara mengenai ketersediaan vaksin, dia berkata tidak ada kekurangan karena seluruh kebutuhan vaksin disediakan pemerintah pusat maupun Pemprov.
Untuk tahun 2021, dalam APBD Bangli dianggarkan hanya Rp184,5 juta untuk biaya operasional. Nilai itu hanya cukup untuk vaksinasi terhadap 12.300 ekor atau sekitar 20 persen dari total populasi anjing, kucing, dan monyet di Bangli. Tambahan anggaran operasional dari APBN dan APBD, sambungnya, sampai saat ini belum ada informasi lebih lanjut.
Lanjut disampaikan, mulai Januari 2021 dilaksanakan sosialisasi ke desa-desa terkait pelaksanaan vaksinasi yang dimulai 9 Februari dengan zona merah dijadikan sasaran prioritas. Ada 11 desa yang ditarget. gia