POSMERDEKA.COM, MEDAN – Kontingen Bali melalui ganda campuran, Komang Sugita dan Made Sisca Pratiwi mencetak prestasi bersejarah dengan meraih medali emas untuk pertama kalinya pada cabang tenis meja pada Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh-Sumut 2024.
Bertanding di GOR Angsapura, Medan, Minggu (15/9/2024), Komang Sugita-Sisca Pratiwi menghempaskan pasangan Jatim Affan Mauludana Pratama dan Dwi Oktaviani Sugiarto di final dengan skor 3-2 (13-15, 11-6, 13-11, 6-11, 11-6).
Bagi Komang Sugita dan Sisca, medali emas ini berarti banyak bagi mereka karena merupakan gabungan dari penantian-penantian panjang. Yaitu penantian dari keinginan untuk mengikuti kompetisi PON pertama kali yang langsung berbuah emas.
Selain itu juga penantian bagi dunia tenis meja Provinsi Bali yang belum pernah mendapatkan medali sepanjang sejarah PON. “Ya, penantian selama lima tahun. Dan latihan lima tahun. Akhirnya kita dapat emas juga,” kata Komang Sugita yang akrab disapa Odon.
Sisca Pratiwi menambahkan, telah menjalani masa latihan selama lima tahun hingga akhirnya bisa berbuah medali emas. “Kita latihan dari 2019. Pertama kali PON itu kan 2020, karena tenis meja dicoret, jadi kita tidak bisa ikut. Ya, ini PON pertama kali buat kita berdua,” imbuh Sisca.
Komang dan Sisca menceritakan mengenai latihan keras yang mereka berdua jalani selama lima tahun tersebut yang benar-benar menguras tenaga. Atlet tenis meja pencetak sejarah bagi Bali tersebut tidak hanya berlatih teknik, namun juga fisik, dan juga mental.
Sisca menyebut biasa berlatih teknik tenis meja pada pagi dan sore hari setiap harinya. Di samping itu, mereka juga harus menjalani latihan untuk meningkatkan kebugaran fisik dengan bolak-balik naik turun ribuan anak tangga.
Untuk melatih mental dan fokus, Komang-Sisca juga dilatih untuk bisa mengejar ketertinggalan poin dalam pertandingan. “Kita dilatih nge-voor, untuk mengejar poin. Ya, sekarang agak berguna,” kata Sisca, seperti dilansir posmerdeka.com dari antaranews.com.
Menurut pelatih tim tenis meja Bali, Deddy Dacosta, atlet-atlet mereka tidak menjalani pemusatan latihan di luar negeri sebagaimana tim dari provinsi lain melakukannya. Tim Bali hanya melakukan latihan di Denpasar dan Ubud.
Menariknya, petenis meja Bali juga dilatih kondisi mentalnya dengan menjalani metode latihan meditasi dan hypnosis untuk menjaga ketenangan hati dalam pertandingan sungguhan.
“Kita diajarin juga hypno yang kayak di Bali itu. Biar kita tenang. Yakin, tenang, kamu bisa, bisa. Anggap musuhmu itu seperti orang kecil, dan kamu besar, makanya kita harus berani,” pungkas Odon. yes