DENPASAR, posbali.co.id – Sebanyak 20 kartunis menggelar karya mereka dalam pameran kartun di Galeri Bukuku, Gedong 3 Wartam, Jalan Nangka Selatan, Kota Denpasar. Pameran bertajuk “Hindu di Mata Kartunis Bali” ini dapat dinikmati oleh para pecinta dan penikmat kartun selama sebulan penuh, dari 1 September-1 Oktober 2020.
Dalam pameran ini terdapat sejumlah nama kartunis senior yang namanya sudah tersohor dalam dunia seni kartun di Bali, seperti Gus Martin, Jango Pramartha, Cece Riberu, Gun Gun, Tu Suaria. Ada pula kartunis muda Pinky Sinanta, yang juga kartunis di Surat Kabar Pos Bali. Kartunis-kartunis lainnya seperti Ardiana, Chuk Ndaru, Putu Widnyana (Meng), Putu Ebo Supardi, Wied N., Puryana Purik, Kesuma T., Agus Yudha, Putu Diean, Nuriartha, Yere Agusto, Krisna Comayuda, Surya Dharma, Beluluk.
Ada 50 karya yang ditampilkan dalam pameran kartun ini. Karya-karya itu mengandung nilai-nilai Hindu (tatwa, susila, upacara) hingga mengangkat tentang pandemi virus corona yang tengah melanda dunia termasuk Bali. Ini membuktikan bahwa masa pandemi Covid-19 tak menyurutkan para kartunis untuk tetap berkarya. Untuk memudahkan menikmati karya, kurator membagi tiga kategori sesuai Tri Hita Karana: parahyangan, pawongan, dan palemahan.
Kartunis Jango Pramartha saat pembukaan pameran, Selasa (1/9) malam, mengatakan, sangat senang dengan sajian pameran ini. Ia menuturkan, pameran ini merupakan kelanjutan pameran “Denpasar dalam Kartun dan Karikatur” yang diselenggarakan tiga hari pada pertengahan Agustus lalu di kantor Disbud Denpasar. ‘’Alangkah baiknya pameran kartun kami dilanjutkan di sini sampai sebulan penuh,’’ ujarnya, seraya mengajak masyarakat untuk mengunjungi pameran ini.
Dalam karya-karya kartun tersebut para kartunis merespons berbagai fenomena budaya, sosial, lingkungan hidup, politik, dan sebagainya yang terjadi di Bali dengan masyarakatnya yang mayoritas beragama Hindu. Kritik-kritik yang disajikan para kartunis dalam karya kartun yang memiliki nilai estetika, etika, dan humor ini diharapkan dapat menginspirasi masyarakat untuk melakukan perubahan demi kehidupan yang lebih baik.
‘’Kartun tidak bisa mengubah sesuatu, tetapi kartun bisa mengajak masyarakat untuk melakukan perubahan atau mengubah sesuatu. Kalau kartunnya saja, tentu tidak bisa mengubah, tetapi pesannya bisa mengajak masyarakat melakukan perubahan,’’ tutup Jango. rap