POSMERDEKA.COM, DENPASAR – Rangkaian Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) SMP negeri di Kota Denpasar tahun ajaran 2024/2025 telah berakhir pada Kamis (4/7/2024). Namun, masih ada ribuan calon siswa belum mendapat sekolah karena terpental dari PPDB SMP negeri. Akhirnya mereka beralih ke sekolah swasta.
Orang tua calon peserta didik, Kadek Suci, asal Denpasar mengaku, anaknya dipastikan gagal masuk SMP negeri. Karena nilainya terpental dari jalur zonasi umum dan terdepak dari zonasi bina lingkungan karena jarak rumahnya jauh dari sekolah. Sebagai ganti, dia mendaftarkan anaknya ke SMP swasta, Jumat (5/7/2024).
“Waktu ikut jalur zonasi umum terpental. Ehhh…giliran ikut zonasi bina lingkungan terlempar lagi. Saya sudah daftar di SMP swasta. Ya mau gimana lagi. Sudah tidak masuk. Tapi SMP swasta sekarang sudah bagus-bagus. Tidak kalah dengan negeri. Ya walaupun dari segi biaya lebih mahal,” ujarnya, Jumat (5/7/2024).
Kepala SMP PGRI 2 Denpasar, Ayu Sri Wahyuni, mengaku kebanjiran pendaftar sejak seminggu ini. Pendaftar mulai berdatangan setelah seleksi jalur zonasi umum diumumkan. Begitu juga setelah pendaftaran jalur zonasi bina lingkungan diumumkan, semakin banyak yang datang. Karena siswa sudah bisa melihat dan memprediksi, lolos dan tidaknya di sekolah tujuan.
‘’Kami di SMP PGRI 2 Denpasar tahun ini menerima 400 orang siswa baru untuk 11 kelas. Yang daftar sudah 500 orang lebih, dan yang sudah daftar ulang 300 orang lebih,’’ bebernya.
Kepala SMP Sapta Andika Denpasar, I Gede Eka Nuryada, mengaku masih membuka pendaftaran sampai daya tampung terpenuhi. Ia menyiapkan kuota siswa baru sekitar 500 orang. Sekolah swasta favorit di Monang Maning ini justru dibanjiri siswa baru dari luar Denpasar, bahkan luar Bali. “Kami masih membuka pendaftaran sampai daya tampung terpenuhi,’’ ujarnya.
Terpisah, Kabid Pembinaan SMP Disdikpora Kota Denpasar, AA Putu Gede Astara, meminta SMP swasta di Kota Denpasar, untuk tidak menutup pendaftaran hingga batas akhir pendaftaran ulang di SMP negeri, Rabu (10/7/2024). Ini dimaksudkan untuk memberi kesempatan kepada anak-anak yang tidak diterima di sekolah negeri agar tetap dapat memperoleh pendidikan, sekalipun di sekolah swasta.
‘’Sekolah yang diselenggarakan oleh masyarakat (swasta) tidak berlaku sistem zonasi. Itu artinya, sekolah swasta bebas menerima calon siswa,’’ kata Agung Astara.
Ia menjelaskan, ada 87 SMP di Kota Denpasar. Dan, 71 di antaranya SMP swasta, yang telah membuka PPDB secara mandiri. “Jadi kami meminta sekolah swasta sebagai mitra pendidikan, agar ikut mengakomodasi siswa yang belum tertampung di sekolah negeri. Sekolah swasta juga diminta menerima siswa dari semua kalangan dan lapisan masyarakat di Kota Denpasar,’’ pesannya.
Agung Astara menegaskan, sekolah swasta dan negeri hanya sebatas label. Secara kualitas, keduanya tidak jauh berbeda. Bahkan beberapa sekolah swasta kualitas lebih unggul dibandingkan negeri.
“Pelaksanaan pendidikan di SMP swasta itu, masih di bawah pengawasan Disdikpora Kota Denpasar. Kami mewanti-wanti agar sekolah swasta tidak hanya sekadar membuka sekolah saja. Tapi juga harus berkualitas. Baik dari segi prestasi maupun lainnya,” tegasnya.
Agung Astara menambahkan, pada tahun ini lulusan SD di Denpasar sebanyak 14.398 orang. Sementara yang bisa tertampung di SMP negeri hanya 5.221 siswa. Mereka ini diterima di 16 SMP negeri yang ada di Denpasar dengan 131 rombongan belajar (kelas). ‘’Sisanya dipastikan masuk di sekolah swasta,’’ pungkas Agung Astara. tra