DENPASAR – SMAN 6 Denpasar (Sixsma) mendapat kabar gembira dari peserta didiknya. Di tengah pandemi yang memaksa semua siswa untuk tetap belajar dari rumah, namun salah satu siswanya, Ni Komang Trya Purnama Nova, siswa kelas X IPA1 tetap menorehkan prestasi.
Tak tanggung-tanggung Purnama Nova meraih juara I tingkat nasional lomba membuat masker ramah lingkungan untuk adaptasi kebiasaan baru. Lomba masker ini serangkaian Perayaan Cinta Atmosfer dan Lingkungan 2020 atau Paracita Atmaloka merupakan kegiatan tahunan yang diselenggarakan oleh Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer (PSTA), Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan).
Purnama Nova mengisahkan, motivasi mengikuti lomba membuat masker ini karena ingin mengembangkan serta meningkatkan potensi yang dimiliki di bidang seni. Disamping itu, perlombaan membuat masker kain dapat menambah daftar pengalamannya, dan menjadi tantangan besar baginya untuk berpikir out of the box, mengaplikasikan keterampilan, dan menambah pengetahuan serta menumbuhkan inovasi baru dalam diri.
Motivasi lain membuat masker ramah lingkungan ini, sebut dia, tak terlepas dari imbauan pemerintah menggalakkan penggunaan masker di tengah pandemi Covid-19. Masker, kata dia, adalah salah satu alternatif untuk memutus rantai penyebaran Covid-19. Namun sebagian besar masyarakat Indonesia menggunakan masker atau penutup mulut hanya satu lapisan, masker ini biasa disebut dengan masker scuba dan buff.
‘’Masker scuba dan buff sering dipakai masyarakat tidak efektif mencegah penularan virus Covid-19. Hal ini dikarenakan masker scuba dan buff memiliki satu lapis yang terlalu tipis sehingga tidak dapat menyaring partikel virus,’’ tulisnya dalam proposal lomba yang dilaksanakan secara daring itu.
Lanjut dia, masker yang baik digunakan adalah masker kain yang memiliki tiga lapisan yang dimana masker ini memiliki kemampuan filtrasi atau penyaringan yang lebih baik, dibanding masker scuba mapun buff. Masker kain yang memiliki tiga lapisan ini akan lebih efektif dan berkualitas untuk melindungi area hidung, mulut, dan dagu dari penularan virus Corona.
Untuk masker kain tiga lapisan yang dibuat, pada lapisan pertama menggunakan limbah kain, salah satunya limbah kain endek sebagai lapisan paling luar. Dipilihnya kain endek memiliki makna simbol ikatan tali persaudaraan (menyama braya) di Bali. Masker endek lukis ini tidak pudar walapun dicuci secara berkala.
Disamping itu, ia tetap memberikan bukaan masker dibagian kanan untuk menyelipkan tisu di lapisan tengah. Ini sesuai anjuran WHO. Ia mendaku beruntung bisa mengikuti ajang lomba membuat masker ini, dengan cara seperti ini ia bisa mengajarkan serta menyadarkan keluarga dan teman-teman untuk menggunakan masker tiga lapis dan berhenti menggunakan masker scuba dan buff.
Kepala SMAN 6 Denpasar, Drs. I Nyoman Mudita, M.Pd., mengapresiasi setinggi-tingginya kepada anak didiknya. Ia mengaku bangga karena di tengah pandemi ini siswa kelas X IPA 1 itu dapat mempersembahkan prestasi buat sekolah.
Ia menekankan semua prestasi ini berkat proses pengembangan talenta anak di ekstsra kurikuler. Di sini semua talenta siswa dikembangkan secara maksimal lewat pembinaan khusus di esktra. Mudita berterima kasih anak muda Sixsma yang dibina juga oleh guru muda berbakat mampu menjadi SDM maju. tra