Simulasi Pilkada Denpasar Target 90 Persen Pemilih

KETUA KPU Denpasar, I Wayan Arsajaya, saat meninjau SDN 3 Serangan yang akan dijadikan lokasi simulasi Pilkada Denpasar 2020, beberapa waktu lalu. Foto: hen
KETUA KPU Denpasar, I Wayan Arsajaya, saat meninjau SDN 3 Serangan yang akan dijadikan lokasi simulasi Pilkada Denpasar 2020, beberapa waktu lalu. Foto: hen

DENPASAR – KPU Denpasar memasang target tinggi, mencapai 90 persen pemilih, dalam simulasi Pilkada Denpasar 2020 yang akan digelar di TPS 9 di Kelurahan Serangan, Sabtu (21/11/2020). Meski berstatus “hanya” simulasi, tapi persiapan dipastikan matang. Sebab, selain dilaksanakan untuk mendapat gambaran nyata pemungutan suara di tengah pandemi Covid-19, simulasi ini dipantau KPU Bali, Forkompimda Bali, Forkompimda Denpasar, dan pengampu kepentingan lainnya.

Komisioner KPU Denpasar, I Made Windia, menyebut TPS di SDN 3 Serangan itu memiliki DPT sebanyak 261 orang. Tak hanya mengundang semua pemilih mengikuti simulasi, KPU juga membuat skenario tiga pemilih tambahan dan tiga pemilih pindahan. “Target kedatangan saat simulasi ini 90 persen,” ucapnya.

Bacaan Lainnya

Langkah persiapan simulasi, jelasnya, KPU mematangkan kesiapan KPPS dan petugas ketertiban sebagai ujungtombak di TPS melalui bimbingan teknis (bimtek). Berbeda dengan pilkada yang dilangsung sebelum-sebelumnya, kali ini KPPS dan petugas ketertiban dibekali pengetahuan teknis tentang penerapan protokol kesehatan (prokes) di TPS. Begitu juga dengan kelengkapan lain yang mesti ada saat warga menggunakan hak pilihnya.

“Misalnya agar setiap satu jam dilakukan disinfeksi di TPS. Juga pemakaian sarung tangan plastik untuk pemilih begitu mereka datang membawa form C6, sebelum mereka mencoblos di bilik suara. Nanti sarung tangan itu langsung dibuang begitu selesai mencoblos, dan paku disemprot disinfektan setiap beberapa saat,” ulasnya.

Baca juga :  Dibantai UEA 0-5, Timnas Indonesia Akhiri Kualifikasi Piala Dunia tanpa Kemenangan

Memastikan partisipasi pemilih sesuai rencana, Windia berkata membagikan semua formulir pemberitahuan ke pemilih melalui KPPS. Cara lain yang dilakukan adalah mengatur kedatangan pemilih secara bertahap mulai pukul 07.00 Wita sampai dengan 13.00 Wita. Karena KPPS merupakan warga lokal, dia yakin mereka lebih paham dan dapat mengatur waktu kedatangan berdasarkan kebiasaan warga setempat, terutama mereka yang bekerja sebagai nelayan.

“Kami terus koordinasi dengan KPPS dan Lurah Serangan untuk mengajak warganya mengikuti simulasi ini. Harapan kami semua berjalan lancer, dan kita bisa tahu gambaran saat Pilkada pada 9 Desember nanti,” tandasnya.

Sebelumnya, Ketua KPU Bali, I Dewa Agung Gede Lidartawan, menginstruksikan KPU Denpasar dan KPU Badung untuk mematangkan persiapan simulasi Pilkada 2020 pada 21 November 2020. Karena harus mencerminkan kenyataan seperti pada pemungutan suara 9 Desember 2020 , hal itu menuntut adanya kematangan persiapan, terutama detail kegiatan apa saja dijalankan, termasuk penerapan protokol kesehatan.

“Untuk Denpasar dan Badung yang akan simulasi, siapkan dengan matang, karena itu akan berimplikasi semuanya,” ujarnya saat bimtek pemungutan, penghitungan, dan rekapitulasi suara Pilkada 2020, Rabu (18/11/2020) di Sanur.

Baik atau tidaknya simulasi, sebutnya, memiliki dampak terhadap kepercayaan publik. Jika KPU mampu menghadirkan simulasi dengan baik, masyarakat akan terkesan dan mau datang ke TPS. Sebaliknya, jika yang timbul kesan buruk, khalayak akan menilai minor dan menurunkan keinginan menggunakan hak pilihnya. hen

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.