POSMERDEKA.COM, MATARAM – KPU Kota Mataram menggelar simulasi pemungutan dan penghitungan suara Pemilu 2024 di tempat pemungutan suara (TPS). Simulasi yang digelar di lapangan sepakbola Karang Genteng, Kelurahan Pagutan, Kota Mataram melibatkan sebanyak 262 warga setempat yang terdaftar sebagai pemilih di TPS 23, Rabu (24/1/2024).
Ketua KPU Kota Mataram, Husni Abidin, mengatakan, simulasi itu untuk memberi pemahaman kepada kepada Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) dan warga yang terdaftar sebagai pemilih di DPT.
Pun untuk mengetahui berapa lama waktu pemungutan suara, mulai dari pemilih mendaftar di TPS, kemudian mendapatkan surat suara, masuk ke bilik suara, memasukkan surat suara ke kotak suara, hingga memasukkan jari ke dalam botol tinta.
“Yang pasti simulasi riil ya, artinya dengan jumlah pemilih sebanyak 262 orang sudah termasuk untuk pemilih DPTb yang ada dua orang. Kami berikan pemahaman kepada pemilih terkait tata cara bagaimana memilih pada hari H, 14 Februari 2024,” ujar Husni di sela-sela memantau simulasi TPS.
Menurut dia, simulasi pemungutan suara ini dibuat nyata sesuai kondisi aslinya dan tidak ada yang dibuat-buat. Karena itu, dia menggelar simulasi juga melibatkan pemilih dari wilayah setempat yang terdaftar dalam DPT. Setelah pencoblosan selesai, selanjutnya dilakukan penghitungan suara dengan menggunakan Sistem Informasi Rekapitulasi Suara (Sirekap).
Kendati belum diketahui secara pasti estimasi waktu pemungutan dan penghitungan suara, dia menyebut perkiraan sementara bagi pemilih yang sudah lanjut usia berkisar 8-10 menit per orang. Jadi, adanya simulasi ini, KPU bisa memitigasi hal-hal yang perlu dipahami dan ditekankan KPPS. “Jadi, dalam pelaksanaan nanti, semua kesalahan akan bisa diminimalisir,” lugasnya.
Ketua Bawaslu Kota Mataram, Muhammad Yusril, berharap KPU memiliki gambaran dan persiapan yang lebih matang, terutama pada hari pemungutan suara. “Harapannya hajatan ini harus bisa memotret 14 Februari 2024. Sebab, pada prinsipnya kami tidak melihat hanya hari H, tapi sebelum hari H, waktu hari H dan setelah hari H,” bebernya.
Yusril berharap agar jaringan internet perlu menjadi perhatian serius KPU setempat. Hal ini lantaran server Sirekap diakses jutaan TPS seluruh Indonesia. “Catatan kami soal Sirekap adalah server agar diperhatikan. Tentunya KPU sudah belajar dari pengalaman sebelumnya terkait jaringan internet, yang memang tidak sama antara wilayah di NTB,” lugasnya mengingatkan. rul