DENPASAR – Belum dilansirnya rekomendasi Partai Golkar untuk Pilkada Badung, meski sejak Juli lalu berproses, memantik pertanyaan dari kader. Meski membantah proses rekomendasi ada masalah di internal, DPD Partai Golkar Bali mengakui tak bisa mendikte DPP untuk merilis rekomendasi tersebut sesuai keinginan.
Dalam rapat konsolidasi di DPD Partai Golkar Bali, Rabu (26/8/2020), Agus Suraharja selaku Ketua PK Kuta Utara mengutarakan unek-uneknya terkait belum turunnya rekomendasi untuk paket Diatmika-Muntra. “Terkait persiapan pilkada, kenapa Golkar belum mengeluarkan rekomendasi? Ini banyak masyarakat menanyakan ke kami,” katanya yang hadir mewakili Ketua DPD Partai Golkar Badung.
Menanggapi pertanyaan itu, Nyoman Sugawa Korry sebagai Ketua DPD Partai Golkar Bali berkata tidak ada masalah di Badung. Bahwa rekomendasi belum keluar, semata-mata karena proses kandidasi dan kepastian paslon memang belakangan dibanding daerah lain. Untuk Tabanan, sebelumnya IGN Panji sudah diberi surat tugas untuk sosialiasi, lanjut mendapat rekomendasi partai. Sementara untuk Badung, kata dia, proses mengurus rekomendasi efektifnya baru sepekan lalu.
“Masalahnya itu hanya karena baru dikirim ke DPP, dan proses mendapat calonnya kan lumayan lama. Tidak ada masalah prinsip di sini,” ujarnya didampingi Sekretaris Made Dauh Wijana dan Waka Bidang OKK, Dewa Suamba Negara.
Lebih jauh diutarakan, merekomendasi paslon dalam koalisi tidak bisa ditentukan sendiri. Untuk di Badung, Golkar menggandeng Gerindra dan Nasdem. Karena itu, tegasnya, keputusan siapa calon harus kesepakatan koalisi. Sugawa juga minta kepada DPP agar SK rekomendasi bisa dipercepat.
“Kan tidak mungkin kami mendesak DPP untuk segera, hanya memohon saja. Kami berharap agar rekomendasi itu turun dengan diberi ruang yang cukup untuk mempersiapkan pendaftaran,” ungkapnya kalem.
Pada kesempatan itu, Sugawa juga membantah rumor yang beredar tentang retaknya hubungan dengan koleganya, Gde Sumarjaya Linggih alias Demer. Sugawa pribadi merupakan suksesor Demer di Ketua DPD usai Musda medio Februari 2020 lalu. Selentingan kerenggangan ini beredar karena ada kabar Sugawa intervensi untuk Musda Golkar Buleleng. “Tidak benar isu itu, sama sekali tidak ada renggang. Sepekan lalu saya malah mampir ke rumah beliau di Jakarta,” cetusnya dengan mimik dingin.
Sebagai pijakan bantahan, Sugawa juga menyebut bagaimana dia menyarankan semua pengurus kecamatan di Buleleng untuk mendukung IGK Kresna Budi sebagai Ketua DPD Partai Golkar Buleleng. Kresna Budi merupakan ipar dari Demer.
Bagi Sugawa, rumor itu hanya bumbu organisasi, sekaligus sebagai vaksin untuk menguji imunitas tubuh. “Kalau riak-riak di internal itu untuk menguji soliditas kami. Lagian pernyataan para ketua DPD yang selesai musda ini sudah jelas, Golkar solid dan perpecahan internal itu hanya bikin sibuk saja,” pungkasnya. hen