POSMERDEKA.COM, DENPASAR – Dicoretnya proyek jalan tol Mengwi-Gilimanuk dari daftar Proyek Strategis Nasional oleh Presiden Prabowo Subianto, memantik sejumlah celoteh. Salah satunya terkait kampanye pasangan Made Muliawan Arya-Putu Agus Suradnyana (Mulia-PAS) saat Pilgub Bali 2024, yang berjanji tol Mengwi-Gilimanuk akan jadi jika mereka terpilih. Janji serupa digaungkan saat kampanye untuk memenangkan Prabowo-Gibran pada Pilpres 2024.
Ketua Komisi 3 DPRD Bali, Nyoman Suyasa, yang dimintai tanggapan, Selasa (11/2/2025), menolak ada inkonsistensi antara janji kampanye Prabowo-Gibran saat Pilpres, dan Mulia-PAS saat Pilgub Bali. Dia berkata Prabowo sebagai Presiden tentu cara pandangnya adalah pemerataan seluruh Indonesia. Perpres Nomor 12/2025 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) yang jadi landasan hukum mencoret tol Mengwi-Gilimanuk, jelasnya, bisa berubah setiap tahun.
“Perpres bisa berubah setiap tahun sesuai urgensinya. Mungkin sekarang fokus Pak Prabowo ke timur dulu. Yang jelas Pak Prabowo tetap sayang Bali kok,” klaim Ketua DPC Partai Gerindra Karangasem tersebut.
Disinggung soal ada spanduk berbunyi “COBLOS SI GUNDUL, TOL MENGWI-GILIMANUK JADI” saat Pilgub Bali lalu, Suyasa tidak memungkiri. Hanya, buru-buru dia menambahkan, secara legalitas Prabowo menjabat Presiden selama lima tahun. Dalam periode itu tentu masih ada cukup waktu untuk memenuhi janji kampanye, termasuk soal kelanjutan proyek jalan tol Mengwi-Gilimanuk.
“Kan tidak harus tahun ini. Bisa tahun depan, dan Perpres bisa saja berubah tiap tahun. Bisa jadi Pak Prabowo ingin pemerataan ke tempat lain, jadi sabar,” kelitnya.
Suyasa tidak membantah bahwa tol Mengwi-Gilimanuk memang jadi harapan dan dambaan masyarakat di Bali. Meski begitu, dia mengingatkan mewujudkan proyek itu tidak bisa segera seperti makan cabai. Butuh waktu dan proses panjang juga. Dia juga menjamin terwujudnya tol Mengwi-Gilimanuk hanya soal waktu saja.
“Pak Prabowo lagi fokus efisiensi anggaran untuk menyejahterakan rakyat. Yakinlah (proyek tol) itu akan jalan,” sambung mantan Wakil Ketua II DPRD Bali tersebut.
Dalam pandangannya, peluang untuk merealisasikan proyek tol Mengwi-Gilimanuk masih terbuka lebar jika ditunjang dengan political will (kehendak politik) dan lobi Gubernur Koster ke pusat. Gubernur juga mesti melibatkan tokoh dan ketua partai di Bali, sebagai simbol bahwa Bali memang kompak menginginkan tol tersebut.
Jika Gubernur melobi pusat, Gerindra hanya menjadi penonton atau akan ikut dalam gerbong yang sama? “Bergantung bagaimana Gubernur, apakah kami diajak atau tidak? Kalau makin banyak diajak justru bisa memperlihatkan Bali sudah bersatu, tidak ada diskriminasi (politik). Sekali lagi Prabowo cinta Bali,” lugasnya memungkasi. hen
Berdasarkan catatan, saat kampanye Pilpres 2024, Ketua Tim Kampanye Daerah (TKD) Prabowo-Gibran Provinsi Bali, Muliawan Arya, menyatakan berkomitmen mengawal jalan tol Mengwi-Gilimanuk sampai jadi. Hal itu disebut bukan jualan politik, tapi akan jadi. “Tugas kami mengawal itu kalau Prabowo Gibran menang,” kata De Gadjah, sapaan karibnya, usai mengikuti acara Bincang Santai Politik (Bistik) dengan tema Sadar memilih, Bali Metaksu di Denpasar, Selasa (16/1/2024), dikutip dari balitopik.com edisi 17 Januari 2024. hen