Permintaan Anjing Kintamani Meningkat di Tengah Corona

KEINGINAN memelihara anjing Kintamani mengalami peningkatan di tengah pandemi virus Corona (Covid-19). Foto: ist
KEINGINAN memelihara anjing Kintamani mengalami peningkatan di tengah pandemi virus Corona (Covid-19). Foto: ist

BANGLI – Keinginan memelihara anjing Kintamani mengalami peningkatan di tengah pandemi virus Corona (Covid-19). Tingginya keinginan masyarakat pelihara anjing Kintamani diduga karena masyarakat lebih banyak di rumah dan untuk mengisi waktu luang.

Peternak anjing Kintamani, I Nengah Darsana, mendaku sampai kehabisan stok anak anjing Kintamani. Menurutnya, saat pandemi virus Corona permintaan anak anjing justru lebih tinggi dibandingkan situasi normal dulu.

Bacaan Lainnya

‘’Pesanan terus masuk, para pembeli langsung berikan uang muka. Saya sampai kehabisan stok,” ujar peternak yang juga anggota DPRD Bangli ini, Selasa (1/12/2020). 

Harga kuluk Kintamani bergantung kualitas, rata-rata harganya yang sudah divaksin berkisar Rp1 juta – Rp3 juta per ekor. Bahkan sesuai standar, harganya bisa sampai Rp5 juta per ekor. Pembeli ada yang langsung datang ke tempat peternakannya, ada juga pesan daring.

Anakan anjing yang dipesan daring, diantar lewat jasa pengiriman hewan (delivery pet). Induk anjing biasanya melahirkan setiap enam bulan dengan jumlah anak maksimal 2-3 ekor.

Untuk mendapatkan anakan anjing yang berkualitas, Darsana selektif mengawinkan indukan dan pejantan.  Tidak boleh kawin sedarah, tidak boleh kawin lebih dari satu pejantan, tidak boleh kawin beda warna dan terakhir tidak boleh kawin dengan ras lain. “Kalau salah satu dilanggar dari empat ketentuan tersebut, kemungkinan 80 persen menghasilkan anakan yang resesip negative. Artinya, turunan jelek-jelek dari induk atau pejantannya menurun pada anaknya,” jelasnya.

Baca juga :  Pengamanan Malam Tahun Baru, Polda Bali Fokus di 2 Tempat Ini

Mengingat anjing Kintamani sudah diakui dunia, kata dia, peran pemerintah diharapkan pula turut melakukan pembudidayaan dan pembiakan secara terstruktur sesuai ketentuan dan aturan yang benar agar bisa menghasilkan kualitas anjing Kintamani yang bagus. “Jika tidak ada peran pemerintah dan kesadaran dari masyarakat, saya pesimis anjing Kintamani bisa tinggal nama,” pungkasnya.gia

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.