DENPASAR – Forum Pembauran Kebangsaan (FPK) Kota Denpasar menerima kunjungan kerja studi komparatif FPK Kota Bogor bertempat di aula kantor Kesbangpol Kota Denpasar, Selasa (1/12/2020). Kunjungan FPK Kota Bogor dipimpin ketuanya, Brahma Sunatha, diterima Ketua FPK Kota Denpasar, I Made Arka, serta jajaran Kesbangpol Kota Denpasar.
Brahma Sunatha mengungkapkan, maksud dari tujuan kegiatan ini adalah sebagai bahan pembelajaran, khususnya anggota FPK Kota Bogor agar lebih luas lagi dalam pengetahuan dan pengalaman ketika akan membuat program kerja tahun berikutnya. Kegiatan ini sekaligus memperkenalkan Kota Bogor ke daerah lain.
“Tujuan kami mengadakan kunjungan ini memang untuk belajar dan menyerap ilmu-ilmu serta kegiatan unggulan daerah lain yang mungkin bisa diterapkan di Kota Bogor tercinta agar lebih baik lagi, sakaligus menggenalkan juga FPK Kota Bogor ke daerah lain,’’ ungkap Brahma Sunatha.
Kabid Wawasan kebangsaan dan Ketahanan Ekonomi, Sosial, Budaya, Agama Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kota Bogor, Aep Saepudin, yang ikut mendampingi kunjungan kerja tersebut, mengungkapkan, kunjungan kerja ini sangat bagus dan baik. Alasannya, kata dia, langsung menyaksikan bagaimana anggota FPK Kota Bogor belajar dan melihat apa saja yang bisa diadopsi dari daerah lain yang sudah sangat pesat serta diterapkan pada program FPK Kota Bogor berikutnya.
Sementara itu, Made Arka mengatakan, sangat bahagia menerima kunjungan dari sahabat-sahabat daerah lain. Selain bisa juga memperkenalkan wilayah Denpasar, juga bisa belajar banyak juga dari teman- teman daerah lain tentang kegiatan di sana. ‘’Semoga bisa bersinergi dengan kami di sini,” ungkap I Made Arka.
Made Arka mengungkapkan, FPK adalah wadah informasi, komunikasi, konsultasi, dan kerja sama antara warga masyarakat yang diarahkan untuk menumbuhkan, memantapkan, memelihara dan mengembangkan pembauran kebangsaan. Penyelenggaraan pembauran kebangsaan adalah proses pelaksanaan kegiatan integrasi anggota masyarakat dari berbagai ras, suku, ertnis melalui interaksi sosial dalam bidang bahasa, adat istiadat, seni budaya, pendidikan, dan perekonomian untuk mewujudkan kebangsaan Indonesia tanpa harus menghilangkan identitas ras, suku, dan etnis masing-masing dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Ia menegaskan, membangun keharmonisan di Kota Denpasar dengan spirit ‘Vasudhaiva Kutumbakam’ atau menyama braya. Dengan spirit ’Vasudhaiva Kutumbakam’’ yang merupakan bahasa Sansekerta, ulas Made Arka, warga diharapkan bisa saling mengerti dan tolong-menolong. Karena dengan konsep tersebut masyarakat bisa saling menghargai dan tidak terjadi kesalahpahaman.
Kegiatan diakhiri dengan saling bertukar kenang-kenangan, sebagai pengikat tali silaturahim dalam bentuk tanda mata. tra