Pepada Agung Pura Ulundanu Batur di Jaba Tengah

SUASANA persembahyangan di Pura Ulun Danu Batur, Kecamatan Kintamani, Bangli, Minggu (28/3/2021). Foto: ist
SUASANA persembahyangan di Pura Ulun Danu Batur, Kecamatan Kintamani, Bangli, Minggu (28/3/2021). Foto: ist

BANGLI – Upacara Pepada Agung serangkaian Karya Pujawali Ngusaba Kedasa di Pura Ulundanu Batur, Desa Adat Batur, Kecamatan Kintamani berlangsung pada Redita Pon Julungwangi bertepatan Purnama Kedasa, Minggu (28/3/2021). Karena dilangsungkan di tengah situasi pandemi Covid-19, upacara ini dilaksanakan dengan jumlah terbatas di jaba tengah (madya mandala) Pura Ulundanu Batur.

Hadir sekaligus mundut Ida Batari sampai napak pertiwi yakni Wakil Gubernur Bali, Tjokorda Oka Ardana Sukawati; Bupati Bangli, Sang Nyoman Sedana Arta; Wakil Bupati Bangli, I Wayan Diar; Dandim 1626/Bangli, Letkol Inf. I Gde Putu Suwardana; dan Kabag Protokol dan Kerjasama Publik Pemkab Bangli, I Putu Maha Edy.

Bacaan Lainnya

Jro Gede Batur Duwuran menjelaskan, Pepada Agung dalam kondisi pandemi tetap dilaksanakan. Namun, yang biasanya di jaba sisi atau di jalan raya, sekarang dipindah di jaba tengah. Hal itu dinilai tidak mengurangi makna upacara tersebut, apalagi sarana upacara  dan upakara tidak ada yang berbeda atau dikurangi.

“Hanya peserta yang lebih sedikit atau dibatasi agar bisa mengatur jarak. Ida Batara napak pertiwi, kemudian dalam proses mengelilingi areal pura sebanyak tiga kali, dan setelah itu kembali ke payogan,” jelasnya. 

Baca juga :  Akhir Oktober Ditarget Tuntas 80 Persen, Bupati Dana Pantau Percepatan Vaksinasi PMK di Bebandem

Untuk upacara Pepada Agungwewalungan maupun hasil bumi lainya dihaturkan oleh kramasubak. Sementara untuk puncak karya Ngusaba akan berlangsung tengah malam, dan selama karya ini Ida Batara nyejer selama 13 hari. Karya berlangsung cukup lama agar umat dapat melaksanakan persembahyangan.

“Jika waktu dipersingkat, kami khawatir akan membeludak pemedeknyaKarya kali ini dilaksanakan penganyar dari semua kabupaten di Bali, dan diharap krama bisa mengikuti saat itu. Misalnya Kabupaten Klungkung nantinya diikuti oleh masyarakat Klungkung, karena memang sudah terjadwal pelaksanaan bakti penganyar itu,” terangnya. 

 Jro Gede Batur juga mengajak umat yang sembahyang tetap mematuhi protokol kesehatan demi kelancaran upacara. Selain itu pamedek diimbau tidak mengambil foto, video maupun audio saat persembahyangan. Hal itu dikatakan untuk menjaga kekhusyukan saat yadnya ini. 

Protokol kesehatan dan arahan panitia penyelenggara itu meliputi wajib memakai masker yang benar, wajib mencuci tangan sebelum memasuki kawasan pura, wajib diukur suhu tubuh sebelum masuk kawasan pura, wajib jaga jarak fisik, pamedek berusia lanjut, bayi dan balita disarankan tidak masuk kawasan pura.

Selain itu, pamedek diharap membawa tempat tirta sendiri-sendiri, hadir dalam rombongan kecil untuk mengurangi kerumunan, dan yang dari luar Batur agar bersembahyang mengikuti jadwal penganyar kabupaten/kota masing-masing. gia

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.