Pemerataan Pembangunan Jadi Janji Kampanye, Petani Jeruk-Perajin Kayu Dukung Paslon Mulia-PAS dan Kata

KOMUNITAS Petani Jeruk dan Perajin Kayu se-Desa Manukaya, Tampaksiring mendeklarasikan dukungan untuk paslon Mulia-PAS dan Kata. Foto: adi

POSMERDEKA.COM, GIANYAR – Pasangan calon (paslon) yang diusung KIM Plus dalam Pilkada Serentak 2024, yaitu Made Muliawan Arya-Putu Agus Suradnyana (Mulia PAS) untuk Pilgub Bali; dan Anak Agung Ngurah Kakarsana-I Wayan Tagel Arjana (Kata) di Pilkada Gianyar, mendapat dukungan komunitas Petani Jeruk dan Perajin Kayu se-Desa Manukaya Tampaksiring.

Mereka mendeklarasikan dukungan di hadapan paslon Kata, Ketua Tim Pemenangan Mulia-PAS, Kadek Diana; dan Tim Pemenangan Kata, Sabtu (28/9/2024) malam.

Bacaan Lainnya

Kadek Diana mengajak pendukung Mulia-PAS dan paket Kata agar tidak berkecil hati, karena tidak bisa mengadakan pertemuan di wantilan banjar. Baginya pertemuan dengan komunitas seperti ini, dibarengi dengan tekad yang kuat, akan mampu memenangkan Mulia-PAS dan Kata dalam Pilkada Serentak mendatang.

“Jangan berkecil hati. Pertemuan dengan komunitas seperti saat ini kita mampu memenangkan Pilpres di Gianyar. Harapan ini juga akan terjadi saat Pilgub dan Pilbup,” serunya memberi semangat.

Dia menguraikan, Mulia-PAS dan Kata dengan tagline one commando (satu komando) dari tingkat Presiden, gubernur, dan bupati. Dengan memenangkan Mulia-PAS dan Kata, pemerataan pembangunan akan terwujud.

Dengan APBD yang defisit, dia menilai masih sangat memerlukan dana tambahan dari pusat. “Dengan satu komando, saya yakin pembangunan di Bali akan mendapat dukungan dari pemerintah pusat,” paparnya.

Baca juga :  Cek Pengamanan Nataru dan Pemilu, Kompolnas Kunjungi Polres Gianyar

Calon Bupati Kakarsana menyayangkan kucuran dana hibah dari pemerintah mengakibatkan pura yang memiliki nilai sejarah, dibongkar diganti dengan palinggih baru. Dia mendaku akan mengutamakan menjaga situs budaya.

Perbaikan pura akan mengutamakan konsep restorasi, sehingga tidak meninggalkan sejarahnya. “Ini terkadang terlupakan akibat kucuran dana bansos yang berlebihan, pura bersejarah direnovasi begitu saja sampai nilai magis dan sejarahnya hilang,” sesalnya.

Menurut Kakarsana, semestinya pengolahan dana daerah disesuaikan dengan kearifan lokal, dengan mengutamakan konsep pembangunan berasaskan Tri Hita Karana. “Ke depan kami membuka ruang untuk berdialog dengan prajuru dan para pihak, menyesuaikan dengan kebutuhan di masing masing wilayah,” janjinya.

Tagel Arjana minta kepada Komunitas Petani Jeruk dan Perajin Kayu agar memberi masukan apa yang menjadi kebutuhan mereka. Dengan ada masukan tersebut dinilai akan mampu memberi pertimbangan dalam membuat kebijakan yang tepat.

Dia berjanji pembangunan di Gianyar mesti tepat guna, sesuai sasaran, dan merata. “Kalau kami dipercaya memimpin Gianyar, kami pastikan pembangunan akan merata,” pungkasnya. adi

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.