POSMERDEKA.COM, DENPASAR – Ketua Umum Pengurus Besar Taekwondo Indonesia (PB TI) Richard Tampubolon mengatakan, Babak kualifikasi (BK) PON yang baru saja berakhir Senin (30/10/2023), menjadi indikator program pembinaan yang berjalan di masing-masing pengurus provinsi.
Selain memperebutkan tiket menuju PON XXI Aceh-Sumatera Utara tahun 2024, tambah Richard, hasil babak kualifikasi PON taekwondo akan menjadi sarana pemantauan atlet yang akan masuk pelatihan nasional di level junior dan senior.
Dari evaluasi yang ada, Richard menilai bahwa performa fisik dan variasi serangan para atlet masih perlu ditingkatkan agar dapat mengukir prestasi di level yang lebih tinggi.
“Ini semua akan dikaji oleh tim pemandu bakat kami, dan mohon doanya agar kami mendapatkan atlet-atlet yang memang bertalenta, yang akan kami latih dalam pelatihan sepanjang tahun, dalam peta jalan menuju Olimpiade 2028, yang mana sasaran antaranya ada Asian Games dan SEA Games,” ucap sosok yang juga menjabat sebagai Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan III itu.
Serupa PON 2021
Pada perhelatan PON 2021 di Papua, susunan tiga besar klasemen medali untuk cabang olahraga taekwondo pun serupa dengan hasil babak kualifikasi tersebut yang diikuti 805 atlet dari 35 provinsi. Jabar menjadi juara umum dengan 10 emas, 6 perak, dan 1 perunggu. Diikuti Jateng dengan 7 emas, 2 perak, dan 5 perunggu, serta Jakarta dengan 2 emas, 4 perak, dan 6 perunggu.
“Selamat kepada Jawa Barat, Jawa Tengah, dan DKI Jakarta atas prestasinya. Provinsi lain harus mengejar karena tidak ada yang tidak mungkin. Bagaimana atlet meraih juara dengan berlatih keras, pembinaan, pengurus, pelatih punya konsep kepelatihan yang baik,” kata Richard Tampubolon, yang dilansir posmerdeka.com dari antaranews.
“Olahraga itu harus disisipkan hiburan yang adaptif dengan masa sekarang, kemudian kami berharap dengan semakin banyak peminat, semakin populer, tentunya semakin banyak pihak-pihak yang terpanggil untuk bekerja sama dengan taekwondo, untuk mendukung taekwondo dalam mempersiapkan atlet-atlet, baik pelatnas di dalam negeri, try out, training camp di luar negeri, sampai pertandingan-pertandingan di luar negeri untuk menambah jam terbang dalam menghasilkan atlet-atlet kelas dunia,” tambah Richard.
Sementara, kontingen Taekwondo Bali finish di urutan ke-14 dengan raihan 3 perunggu. Hasil ini, tentu menjadi tantangan berat Pengprov TI Bali dalam upaya setidaknya untuk mempertahankan prestasi di PON Papua. Saat itu, TI Bali mendulang 6 medali dengan rincian 1 emas, 1 perak dan 4 perunggu.
Ketua Umum Pengprov TI Bali, Anak Agung Suryawan Wiranatha, mengakui persaingan dalam BK PON tahun ini dirasakan semakin ketat, dengan sistim terpusat alias tidak ada pembagian wilayah ini. Tidak hanya Jabar, DKI Jakarta, dan Jateng yang selama ini mendominasi. Namun, beberapa atlet tangguh mulai muncul dari Provinsi di wilayah Timur Indonesia, seperti Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, NTB dan NTT.
”Karena itu, persiapan untuk menghadapi PON 2024 nanti harus sangat lebih intensif, termasuk mendongkrak stamina fisik dan nafas para atlet sehingga tidak sampai ada yang kehabisan nafas saat bertanding. Jadi waktu setahun menuju PON XXI harus dimaksimalkan persiapannya,” tegas Agung Suryawan.
Kini, kontingen taekwondo Bali sudah balik dari Cibubur, tempat BK PON berlangsung di GOR POPKI sejak Jumat (27/10) lalu. Kontingen Taekwondo Bali yang meloloskan 12 nomor di PON XXI 2024, disambut sumringah keluarga besar taekwondo Bali saat mendarat di Bandara I Gusti Ngurah Rai, Selasa (31/10/2023) sore. yes