POSMERDEKA.COM, DENPASAR – Sejak pagi, Jumat (7/2/2025), suasana sejumlah persekolahan di Kota Denpasar, terlihat hiruk pikuk. Guru dan siswa terlihat sibuk melakukan persiapan untuk perayaan hari raya Saraswati yang jatuh pada hari Sabtu (8/2/2025).
Pada perayaan hari raya Saraswati kali ini, seperti perayaan sebelum-sebelumnya, siswa-siswi di sekolah, turut dilibatkan bersama para guru, untuk memaknai hari turunnya ilmu pengetahuan. Dari pantauan di beberapa sekolah, para siswa bersama guru-guru terlihat membuat penjor, alat upakara dan banten, pemasangan wastra beserta dekorasi lainnya. Rasa suka cita sangat terlihat dalam suasana ngayah yang ada.
Kepala Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga (Disdikpora) Kota Denpasar, Anak Agung Gede Wiratama, Jumat (7/2/2025) menyampaikan apresiasi semangat ngayah kebersamaan warga sekolah dalam rangka nyanggra hari raya Saraswati. Menurut Agung Wiratama, ngayah merupakan kewajiban sosial pada masyarakat Bali, tak terkecuali warga sekolah sebagai penerapan ajaran karma marga yang dilakukan secara gotong-royong dengan hati yang ikhlas.
Tradisi ngayah dalam masyarakat Bali merujuk pada sebuah prinsip gotong-royong atau kerja sama sukarela dalam membantu melaksanakan suatu acara atau kegiatan sosial, budaya, atau keagamaan. “Ngayah merupakan tradisi gotong royong masyarakat Bali yang dapat diimplementasikan sebagai model pendidikan karakter,” ujar Wiratama.
Lebih jauh Wiratama mengungkapkan, hari raya Saraswati sendiri dalam ajaran agama hindu mengandung makna, sebagai hari turunnya ilmu pengetahuan. Hari Saraswati menjadi hari penting bagi umat Hindu khususnya bagi siswa sekolah dan penggelut dunia pendidikan
Digambarkan dalam legenda bahwa Saraswati adalah dewi/istri Brahma. Saraswati adalah dewi pelindung/ pelimpah pengetahuan, kesadaran (widya), dan sastra. “Berkat anugerah Dewi Saraswati, kita menjadi manusia yang beradab dan berkebudayaan. Hari raya Saraswati juga menjadi momen untuk mengingatkan manusia senantiasa menuntut ilmu pengetahuan. Terlebih ilmu pengetahuan selama masa brahmacari dianggap bekal kehidupan di masa berikutnya,” pungkasnya. tra