POSMERDEKA.COM, DENPASAR – Ekspresi Ketua DPD PDIP Bali, Wayan Koster, berseri-seri usai menonton lomba cerdas cermat tingkat SMA/SMK di aula DPD PDIP Bali, Jumat (7/6/2024). Lomba dalam memperingati Peringatan Bulan Bung Karno itu mengangkat tema “serius dan berat” yakni Perda Haluan Pembangunan Bali Masa Depan 100 Tahun, 44 Tonggak Peradaban Penanda Bali Era Baru, dan UU 15/2023 tentang Provinsi Bali. Koster semringah karena peserta, berdasarkan nilai, dianggap lulus semua.
“Saya mengikuti secara umum, nilainya ada di atas 500, bahkan ada yang di atas 1.000. Kalau dipakai skor, lulus semua,” katanya dengan mimik gembira.
Yang nilainya tinggi, ucapnya, semua pertanyaan bisa dijawab terkait haluan pembangunan bali 100 tahun, Bali Era Baru dan UU Provinsi Bali. Menurutnya, para peserta yang termasuk golongan generasi Z, relatif sangat menguasai materi yang dilombakan. “Bagi saya ini hal bagus, (berarti) mereka serius mengikuti perkembangan yang ada,” imbuhnya.
Berbeda ketika membahas lomba, Koster hanya senyum-senyum ketika disenggol soal perkembangan politik Pilkada Serentak 2024. “Bulan Bung karno dululah,” elaknya terkekeh.
Diminta membocorkan sedikit kisi-kisi, lagi-lagi dia tergelak. “Sudahlah, tunggu akhir Juli, tidak akan ke mana-mana itu,” jawabnya. Tidak bisa dibocorkan sedikit? “Emangnya bocor halus? Sudah, akhir Juli (keluar rekomendasi),” kelitnya.
Sebelumnya, saat memberi sambutan, Koster berucap PDIP Bali tiap tahun mengadakan Bulan Bung Karno dengan kegiatan produktif untuk masyarakat yang merupakan implementasi kebijakan Pemprov Bali. Ini bentuk sinergi partai dengan Pemprov, karena saat itu Koster menjabat Gubernur sekaligus Ketua PDIP Bali. “Sekarang jeda dulu 1,5 tahun (sebagai Gubernur),” katanya.
Dari sejumlah lomba Bulan Bung Karno, akan ditutup lomba busana dengan bahan endek motif banteng untuk UMKM. Jadi, mereka punya produk yang diproduksi. “Motif banteng yang biasanya untuk kegiatan resmi, sekarang bisa untuk santai,” tandasnya.
Menurut Koordinator Lomba Cerdas Cermat, IGA Diah Werdhi Srikandi, tema lomba cerdas cermat disesuaikan dengan perkembangan zaman yang diatur dalam regulasi. Misalnya haluan pembangunan Bali 100 tahun, perlu diketahui generasi muda. Lomba bisa terselenggara berkat kerja sama panitia, Dinas Pendidikan Provinsi Bali dan kabupaten/kota se-Bali, serta berbagai pihak. “Selamat berlomba untuk para peserta,” paparnya.
Salah satu pendukung peserta dari SMAN 1 Denpasar mengaku senang karena PDIP konsisten membuat lomba susastra Bali. “Lomba gini kan tiap tahun, jadi kita bisa belajar terus soal Bali. Hadiahnya juga lumayan,” ujar siswi itu terkekeh.
Meski tangkas menjawab soal pengetahuan, tapi para peserta justru ada yang kagok dalam soal alih bahasa Indonesia ke bahasa Bali halus (sor singgih). Ketika diminta sulih ke bahasa Indonesia kalimat “jro mangku silakan minum dulu” ke bahasa Bali, tak satu pun bisa menjawab dengan benar. Salah satu regu mencoba jawab, malah jawabannya campuran antara bahasa Indonesia dan bahasa Bali. Jawaban itu mengundang tawa hadirin, dan membuat peserta terlihat malu. hen