JAKARTA – Pada hari jadi yang ke-82, Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat mengajak seluruh anggota untuk mengingat peran olahraga prestasi yang telah dimulai sejak perjuangan kemerdekaan, yang saat itu masih bernama Ikatan Sport Indonesia atau ISI.
ISI, yang sudah berdiri tujuh tahun sebelum Indonesia resmi merdeka pada tahun 1945, menjadikan olahraga prestasi sebagai media untuk memperjuangkan kemerdekaan dan persatuan.
“Tanggung jawab kita bersama untuk melanjutkan cita-cita pendiri KONI,” kata Ketua Umum KONI Pusat Letjen TNI (Purn.) Marciano Norman dalam keterangan tertulisnya, yang dilansir dari antaranews, Kamis (15/10/2020).
Sebagai wujud nyata perjuangan ISI melalui olahraga, digelar Pekan Olahraga ISI yang menjadi momentum persatuan masyarakat Indonesia dari berbadai daerah dan menunjukkan jati diri bangsa untuk melawan diskriminasi Kolonial Belanda.
Pasca kemerdekaan Indonesia, kegiatan itu menjelma menjadi Pekan Olahraga Nasional (PON), yang fungsinya bergeser menjadi usaha menunjukkan kepada dunia bahwa seluruh suku bangsa di nusantara telah sepakat menjadi satu bangsa dan satu negara.
Pada masa pandemi Covid-19 yang hingga saat ini belum usai, tantangan yang dihadapi KONI pun berubah. Banyak masyarakat yang terkena dampak pandemi termasuk kalangan olahraga prestasi, bahkan sebagian besar agenda pertandingan tidak dapat digelar.
Salah satu event penting olahraga di Tanah Air yang terdampak pandemi virus corona adalah Pekan Olahraga Nasional (PON) yang seharusnya digelar tahun ini di Papua, sehingga penyelenggaraannya diundur ke tahun depan.
Menanggapi situasi ini, Ketua Umum KONI Pusat Marciano mendorong para pegiat olahraga prestasi melakukan kegiatan dengan menyesuaikan protokol kesehatan.
“Selaku induk organisasi olahraga, kita harus berikan dukungan kepada para atlet, pelatih, dan pengurus cabor yang terus berupaya untuk melakukan kegiatan-kegiatan olahraganya,” ujar Marciano. yes