POSMERDEKA.COM, DENPASAR – Kebiasaan memilah sampah organik dan anorganik harus diajarkan sejak dini kepada anak agar mereka dapat memahami arti penting menjaga kebersihan lingkungan dan kelestarian alam di masa depan. Jika anak terbiasa memilah sampah sedari kecil, maka mereka menjadi lebih peduli terhadap sampah saat sudah dewasa nanti. Komang Sudiarta, founder Komunitas Malu Dong Buang Sampah Sembarangan, mengatakan hal itu, Kamis (17/10/2024).
‘’Kami ajak anak-anak dan masyarakat untuk membiasakan diri memilah sampah plastik. Jadi, anak-anak itu terbiasa untuk memilah sampah plastik,’’ katanya.
Ia mengapresiasi kegiatan jalan sehat peduli lingkungan yang digelar SDN 2 Penatih. Pada kegiatan itu, seluruh siswa bergerak melakukan jalan sehat sekaligus aksi pungut sampah pada Sabtu (12/10/2024). Rute jalan sehat sekaligus memungut sampah di pinggir jalan mulai dari depan sekolah Jalan Nagasari, menuju Rumah Susun Pemprov Bali, melewati pematang sawah tembus Jalan Siulan, dan kembali ke sekolah. Hasil pengumpulan sampah plastic dikompetisikan sebagai salah satu bentuk edukasi proses pemilahan sampah, yang selanjutnya dilakukan proses penanganan residunya.
Sebelumnya dilakukan pengukuhan satgas kebersihan di halaman sekolah setempat yang ditandai dengan pemakaian rompi “Malu Dong Buang Sampah Sembarangan”. Siswa yang bertugas sebagai satgas kebersihan di sekolah diharapkan dapat mewujudkan lingkungan belajar yang bersih dan nyaman. Hal ini penting untuk menciptakan suasana belajar yang optimal dan mendukung proses belajar siswa.
‘’Mengelola sampah sejak usia dini, tidak hanya di hilir namun juga berfokus di hulu dapat mencegah permasalahan sampah yang lebih besar,” ujar Komang Sudiarta.
Menurutnya aksi bersih-bersih kali ini sekaligus menjadi media edukasi kepada siswa agar tak sembarangan membuang sampah dan meningkatkan pengelolaan sampah sejak dari sumbernya termasuk pengelolaan residunya. Program memilah sampah dilakukan melalui edukasi dan aktivitas kampanye dengan mendekati anak-anak untuk menumbuhkan kreativitas di dalam diri mereka.
‘’Kesadaran yang tumbuh dari anak untuk melakukan pemilihan sampah plastik itu adalah tujuan yang kemudian pelan pelan anak-anak menyadari,’’ kata Komang Sudiarta.
Ia mengajak masyarakat peduli pada sampahnya. Tidak, menaruh atau membuangnya secara serampangan. “Biar Tempat Penampungan Sampah (TPS), Tempat pengolahan Sampahh Terpadu (TPST) hingga Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) dibangun, tapi kalau masyarakatnya tidak diedukasi, maka kita akan sibuk ngurusin sampah yang terus-menerus berdatangan,” kata Bemo, sapaan akrab Komang Sudiarta.
Lebih lanjut dijelaskan kegiatan komunitas Malu Dong akan terus kita tebarkan “virus” untuk tidak buang sampah sembarangan. Karena kebersihan lingkungan menjadi tanggungjawab kita bersama.
‘’Persoalan sampah tidak hanya edukasi tapi bagaimana persoalan sampah ini dapat dilakukan dari hulu hingga hilir, sehingga peran bersama dari masyarakat, pemerintahan desa, kecamatan hingga tingkat kota secara bersama-sama dapat kita memberikan manfaat yang baik terhadap lingkungan kita,’’ ujarnya menandaskan. tra