POSMERDEKA.COM, BANGLI – Ketika musim panen raya tiba, harga jeruk kintamani kerap anjlok. Kondisi ini menyebabkan para petani jeruk di wilayah Kabupaten Bangli ketar-ketir. Saat ini harga jeruk di tingkat petani berkisar antara Rp5.000 hingga Rp6.000 per kilogram.
Dengan harga hanya sebatas itu, para petani merugi. Sebab, tidak sebanding dengan biaya yang dikeluarkan untuk pemupukan maupun perawatan selama setahun. Meski ada perayaan Hari Raya Galungan dan Kuningan, tapi tidak mampu mengangkat harga jeruk di Bangli.
Seperti diketahui, saat ini petani jeruk di Bangli, khususnya di Kecamatan Kintamani, tengah memasuki musim panen raya sejak beberapa bulan lalu. Namun, harapan mereka untuk menikmati keuntungan dari tanaman jeruk berangsur sirna gegara harga di pasaran anjlok akibat sepinya pembeli.
“Harga jeruk hanya laku Rp5.000 sekilo. Dengan harga ini kami selaku petani bakal mati,” keluh Wayan Armada, petani jeruk di Banjar Kuum, Desa Sukawana, Kintamani, Senin (7/10/2024).
Dia menuturkan, saat ini harga jeruk masih murah lantaran sepinya pembeli dari luar Bali. Sentra-sentra jeruk di luar Bali seperti Lumajang di Jatim, imbuhnya, saat ini juga tengah memasuki musim panen raya. “Dulu jeruk produksi petani kita banyak dikirim ke luar, tapi karena panen bersamaan dengan petani luar Bali, makanya permintaan melesu,” bebernya.
Perawatan tanaman jeruk, ulasnya, memerlukan biaya sangat tinggi, hingga puluhan juta. Apalagi merawat tanaman di musim kemarau seperti sekarang butuh biaya banyak untuk penyemprotan lahan.
Selain itu, tanaman jeruk agar berproduksi bagus juga perlu obat-obatan. “Biaya perawatan jeruk memerlukan biaya tinggi, jadi dengan harga sekarang kami telah merugi,” timpal petani jeruk lainnya, I Wayan Rata, dengan nada lesu. gia