POSMERDEKA.COM, DENPASAR – Dicabutnya dukungan Partai Golkar kepada pasangan Komang Gede Sanjaya-Made Dirga dan dialihkan ke pasangan Nyoman Mulyadi-Nyoman Ardika di Pilkada Tabanan, ditanggap kalem Komang Gede Sanjaya. Ketua DPC PDIP Tabanan itu menyatakan menghormati keputusan DPP Partai Golkar, dan mengaku hubungannya dengan anggota Fraksi Golkar di DPRD Tabanan baik-baik saja.
“Sekarang Golkar berbeda pilihan mendukung lawan kami, nanti tentu ada konsekuensinya,” kata Sanjaya usai menerima dukungan dari enam partai nonparlemen di DPD PDIP Bali, Rabu (28/8/2024).
Menurut Sanjaya, siapa yang mendukung tentu itu akan diperhatikan. “Kan logikanya begitu? Masa yang tidak mendukung dibantu? Namanya pertarungan pasti ada konsekuensi,” sambungnya dengan mimik datar.
Adanya dinamika di internal Golkar yang sampai menarik dukungan, Sanjaya berkata selama ini hubungan dia dan Fraksi Golkar di DPRD Tabanan baik-baik saja. Malah ada aspirasi warga Golkar di Tabanan saat diajak pertemuan formal dan informal, yang diklaim mengapresiasi kepemimpinannya. Intinya, konstituen Golkar sangat ingin bergabung dengan PDIP di Pilkada 2024.
“Bahkan saya disurvei oleh Golkar, boleh lihat, elektabilitas saya sangat tinggi. (Pertanyaan) top of mind di atas 80 persen. Kalau saya lihat Golkar sejatinya ingin mendukung juga, tentu ada dampak asas manfaat membangun masyarakat dan Golkar sendiri,” paparnya ditemani Dirga.
Meski begitu, dia mendaku tidak merasa dikerjain oleh Golkar. Secara gurau dia bilang, dari cahaya wajah dan gestur anggota Fraksi Golkar di Tabanan, keputusan batal bergabung dengan PDIP tidak mencerminkan apa yang diharap. “Tapi itulah dinamika politik. Tapi tidak apa, kami hormati keputusan DPP dan tetap baik,” ungkapnya.
Soal ada enam partai nonparlemen di Tabanan ikut mendukung Sanjaya-Dirga atau paket Sandi, dia menyebut terdiri dari Hanura, Perindo, PBB, PKB, PPP dan Partai Ummat. Meski secara kursi PDIP mendominasi dengan 77,5 persen di DPRD Tabanan, dia menyatakan diajarkan Megawati Soekarnoputri dan Wayan Koster untuk tidak jemawa. Makanya dia merangkul semua partai untuk membangun Tabanan, tanpa melihat suku atau agama. Kehadiran enam partai itu menambah amunisi, dan sebagai pesan paket Sandi didukung semua elemen rakyat Tabanan.
Disinggung dengan koalisi gemuk saat ini berkelindan dengan potensi mudah mengalahkan Mulyadi-Sengap, dia mengaku tidak berani bilang gampang mengalahkan. Semua kembali ke masyarakat Tabanan yang diklaim sudah bernas. Terbukti bagaimana raihan hasil Pileg 2024 dan perolehan kursi legislatif sebagai indikator. “Daripada saya bilang sekarang akan menang sekian tapi kursi tidak baik, itu memalukan juga,” jawabnya bernada menyindir.
Lebih jauh diutarakan, pertanyaannya justru adalah segitu besar jumlah Fraksi PDIP di Tabanan, apakah tega Fraksi PDIP tidak dipimpin oleh kader PDIP? Kalau tega ya silakan.
Didesak apakah ada sinyal begitu, dia berkelit. “Ya tidak ada sih, tapi kan apakah tega, kan begitu. Saya yakin tidak ada demikian, semua saya ukur, kawan-kawan Fraksi PDIP semangat sekali,” sambungnya.
Target menang berapa persen? “Saya tidak berani target. Kalau tidak tercapai dibilang saya bohong. Minimal sama dengan perolehan kursi (DPRD Tabanan), logikanya begitu. Kalau bisa lebih kan artinya bonus,” urainya menandaskan. hen