Ada Dukungan KIM Plus, Calon PDIP Tetap Tarung Maksimal, 2.500 Pendukung Siap Antar Koster-Giri Daftar ke KPU

KOSTER saat menyimak pemaparan dari pengurus DPW PPP dan PKB sebelum menyerahkan rekomendasi dukungan kepada paket Koster-Giri, di DPD PDIP Bali, Rabu (28/8/2024). Foto: ist
KOSTER saat menyimak pemaparan dari pengurus DPW PPP dan PKB sebelum menyerahkan rekomendasi dukungan kepada paket Koster-Giri, di DPD PDIP Bali, Rabu (28/8/2024). Foto: ist

POSMERDEKA.COM, DENPASAR – Berbekal elektabilitas moncer, calon petahana yang diusung PDIP di Pilkada Denpasar dan Karangasem sampai menarik dukungan dari partai anggota Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus, yang menjadi rival di Pilgub Bali. Di Denpasar calon PDIP membetot dukungan dari Partai Golkar, di Karangasem bergabung dengan Gerindra. Situasi ini, menurut Ketua DPD PDIP Bali, Wayan Koster, menghadirkan dilema sendiri saat kampanye nanti.

Nahh itulah seninya sekarang Pilkada Serentak. Di Provinsi tidak bergabung, di kabupaten (tertentu) bergabung, di tempat lain tidak bergabung,” sebutnya usai menerima rekomendasi dukungan dari delapan partai nonparlemen di DPD PDIP Bali, Rabu (28/8/2024).

Bacaan Lainnya

Dia lalu minta membayangkan bagaimana cara berkomunikasi dengan masyarakat saat kampanye. Untuk Gubernur mengajak memilih Koster, tapi bupatinya tidak tahu memilih siapa. “Kalau saya tentu calon bupati dan wali kota dari PDIP, sudah, begitu saja,” jawabnya sambil terkekeh.

Dimintai tanggapan bagaimana memaknai jalan zigzag Golkar di Denpasar dan Pilgub Bali, Koster terkesan enggan menanggapi. Dia hanya bilang tidak bisa mengomentari soal itu, karena masuk wilayah internal partai politik lain. Keengganan menjawab lugas juga ditunjukkan ketika ditanya soal power sharing (pembagian kekuasaan) jika menang kelak. “Karena belum ada power ya nggak ada di-sharing (dibagi). Kan belum ada, belum terpilih,” kelitnya.

Baca juga :  Gaya Hidup Sehat Cegah Stunting Sejak Dini

Didesak apakah PDIP akan “mengalah” di titik tertentu sebagai konsekuensi kompromi politik dengan Golkar di Denpasar dan Gerindra di Karangasem, Koster menegaskan tidak menempuh jalan itu. “Oo tidak, tetap fight. Di Buleleng fight untuk Gubernur dan Bupati. Karangasem dan Denpasar sama saja begitu, konsekuensi (Gerindra dan Golkar) mendukung kan gitu. Di Provinsi mendukung tapi kalau di bawah nggakya nggak. Kalau mau, dukunglah punya PDIP, bagus juga,” kelakarnya sembari tertawa.

Mengenai adanya delapan partai nonparlemen yang mendukung Koster-Giri di Pilgub Bali, Koster merinci ada Hanura, Perindo, PKB, PPP, PBB, Partai Ummat, Partai Gelora dan Partai Buruh. Jika dikalkulasi jumlah suara partai tersebut saat Pileg untuk DPRD Bali sebesar 62 persen kurang. “Targetnya ya menang, nggak usah bicara persen, menang saja dulu,” sambungnya saat disentil soal target kemenangan.

Meski partai nonparlemen, Koster tetap bersyukur dan bahagia karena mereka kompak dan semangat berinisiatif dengan niat baik mendukung Koster-Giri. Pun menyatakan dukungannya linier dari Pilgub sampai kabupaten/kota. “Ini tidak ada mahar koalisi, gratisan semua,” lugasnya. “Nanti Ketua Tim Pemenangan Pak Gusti Kesuma Kelakan. Beliau pengurus DPD, sudah berpengalaman, dan anggota DPR RI,” imbuhnya.

Untuk acara debat kandidat, Koster sepakat dengan konsep debat ala paruman di balai banjar dengan duduk di lantai seperti yang ditawarkan KPU Bali. Cara itu dirasa makin dekat dengan rakyat, meski tanpa ada dukungan suporter. Dia menilai metode kampanye Pilkada Serentak memang harus berubah sesuai ekosistemnya berubah.  

Baca juga :  Distan Denpasar Cek Kesehatan Daging Jelang Penampahan Galungan

“Soal baliho juga, saya setuju gagasan KPU (kampanye) tanpa baliho. Sebenarnya saya lebih dulu dari KPU tanpa baliho, karena saya sudah pernah jadi Gubernur, tidak perlu baliho,” cetusnya tersenyum nakal.

Masih soal baliho, Koster melihat mengurangi penggunaan baliho itu ada unsur pengendalian oleh KPU Bali agar Bali lebih apik, tidak terlalu carut marut dengan banyaknya baliho di jalan raya.

Bagaimana dengan baliho Giri Prasta yang banyak bertebaran di jalan seluruh Bali? “Itu kan bukan baliho Pilkada, pasti akan ditertibkan aparat,” elak Koster, tanpa merinci apakah akan minta dicabut atau ada langkah lainnya.

“Untuk pendaftaran besok, konsepnya adalah parade budaya. Berangkat dari DPD diawali deklarasi, lalu jalan kaki ke KPU dengan diiringi sekitar 2.500 orang,” pungkasnya. hen

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.