POSMERDEKA.COM, DENPASAR – Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga (Disdikpora) Kota Denpasar melakukan persiapan terkait pengajaran kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) dan coding sejak dini. Salah satunya dengan melatih guru mengenal pembelajaran teknologi dan logika tersebut lewat workshop peningkatan kompetensi guru jenjang PAUD, SD, dan SMP se-Kota Denpasar dengan mengusung tema “Implementasi Budaya Literasi dan Berpikir Komputasional dengan Bahasa Coding” di Aula Bank Indonesia Provinsi Bali dan Kampus Universitas Terbuka Denpasar pada Kamis (10/4/2025).
Kadisdikpora Kota Denpasar, Anak Agung Gede Wiratama, mengatakan, wacana pembelajaran kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) dan coding harus disiapkan dengan matang. Terlebih Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) mulai mematangkan strategi untuk memasukkan mata pelajaran coding dan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) ke dalam kurikulum sekolah menengah pertama (SMP) pada tahun ajaran 2025/2026.
Menurut Wiratama, materi dan buku-buku terkait pembelajaran kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) dan coding sudah disiapkan oleh guru-guru di Denpasar. Karena itu, ia menyebut pelatihan ini bukan sekadar membekali para guru dengan kemampuan teknis, tetapi juga membuka peluang inovasi dalam pembelajaran. Dengan memadukan teknologi dan kreativitas, para guru diharapkan mampu menciptakan lingkungan belajar yang inspiratif bagi siswa.
‘’Dengan adanya pembelajaran coding dan kecerdasan buatan, diharapkan dapat mencetak generasi yang tidak hanya melek teknologi, tetapi juga mampu bersaing di tingkat global. Terlebih ke depan semua serba digital. Bagaimana menggunakan kemajuan teknologi ini secara bijak, sehingga bermanfaat untuk kemajuan pendidikan,’’ ujarnya.
Sebelumnya, Ketua Harian Bunda Literasi, Ayu Kristi Arya Wibawa mewakili Bunda Literasi Kota Denpasar, Sagung Antari Jaya Negara, saat membuka workshop, menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya workshop ini dan menyatakan dukungan penuhnya terhadap kegiatan yang bertujuan meningkatkan wawasan dan keterampilan guru untuk menciptakan lingkungan belajar yang inspiratif dan adaptif.
‘’Workshop ini sangat relevan dengan kebutuhan pendidikan saat ini. Jenjang PAUD difokuskan pada penguatan budaya literasi dan numerasi, menanamkan kebiasaan membaca, menulis, serta berpikir logis sejak dini. Sementara untuk jenjang SD dan SMP, tema berpikir komputasional dan pengenalan bahasa coding sangat penting dalam membekali siswa dengan keterampilan digital, pemecahan masalah, dan pola pikir sistematis,” ujar Ayu Kristi.
Ia menambahkan, pembelajaran yang bermakna harus dikembangkan melalui inovasi dan strategi kreatif dari para pendidik. ‘’Saya ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi. Dengan semangat Vasudhaiva Kutumbakam, mari kita bersama-sama memajukan dunia pendidikan di Kota Denpasar,’’ tutup Ayu Kristi.
Sementara itu, Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Indra Gunawan Sutarto, turut memberikan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan ini. Ia menegaskan bahwa Bank Indonesia sangat peduli dan mendukung dunia pendidikan, khususnya pada jenjang usia dini yang dinilai sebagai fase paling penting dalam tumbuh kembang anak.
“Usia 3 sampai 6 tahun merupakan masa krusial dalam pembentukan kognitif, sosial, dan motorik anak. Oleh karena itu, peran lingkungan termasuk prasekolah dan TK sangat signifikan,” ungkapnya.
Indra Gunawan juga menyampaikan bahwa Bank Indonesia telah menjalin kerja sama dengan Disdikpora Kota Denpasar dalam menyusun bahan ajar mengenai Cinta, Bangga, dan Paham Rupiah untuk siswa SD hingga SMA. Pemerintah Kota Denpasar bahkan telah mengeluarkan surat edaran agar materi ini dimasukkan dalam kurikulum pembelajaran.
Menariknya, pada Denpasar Education Festival bulan Mei mendatang, akan diluncurkan bahan ajar Cinta, Bangga, dan Paham Rupiah dalam bentuk huruf braille khusus bagi siswa tunanetra. Inisiatif ini merupakan wujud inklusivitas dalam pendidikan yang terus dikembangkan di Kota Denpasar. tra