Bulan Bahasa Bali, Desa Adat Bitera Gelar Beragam Lomba

Lomba nyastra Bali yang digelar Desa Adat Bitera, Gianyar, Minggu (23/2/2020).
Lomba nyastra Bali yang digelar Desa Adat Bitera, Gianyar, Minggu (23/2/2020).

GIANYAR – Menyukseskan Bulan Bahasa di Desa Adat Bitera untuk mendukung Bali Santhi Bitera Aman dan Nyaman menuju Nangun Sat Kerthi Loka Bali, dilaksanakan pecentok (perlombaan) Mesatua Bali, Lomba Nyastra/Nyurat Sastra Bali, dan Ngewacen Aksara Bali. Kegiatan ini dilaksanakan pada Minggu (23/2/2020) di wantilan Pura Dalem Desa Adat Bitera.

Bendesa Adat Bitera, Nyoman Sumantra, ST.MT, mengatakan, perlombaan yang dilaksanakan merupakan rangkaian dari pelestarian adat budaya Bali agar ajeg dan tidak punah. Terlebih untuk mendukung visi misi Gubernur Bali Nangun Sat Kerthi Loka Bali, pelestarian ini patut dan terus dilanjutkan. “Peserta yang ikut sangat antusias, instrukturpun sangat konsen melaksasnakan tugas-tugasnya dengan baik,” ujarnya.

Bacaan Lainnya

Menurutnya, kegiatan lomba ini sangat penting bagi peserta dan masyarakat karena ajang lomba dapat digunakan sebagai media pembelajaran, apalagi kegiatan serupa sudah dua kali dilaksanakan. Pada tahun 2019 dilaksanakan oleh Yowana Desa Adat Bitera. Dan tahun 2020 ini dilaksanakan Desa Adat Bitera.

Ketua Panitia Lomba, Dewa Raka, yang juga penyuluh Bahasa Bali Kelurahan Bitera, mengatakan, lomba diikuti sebanyak 23 siswa. Kegiatan ini dilaksanakan bersinergi dengan Kelurahan Bitera dan Desa Adat Bitera. Menurutnya, Lurah Bitera, Bendesa Adat, manggala dinas dan adat Bitera sangat mendukung kegiatan ini. Salah satu juri Nyurat Lontar, Mangku Gede Gargita, mengapresiasi positif peserta yang ikut rata-rata dalam berlomba sangat serius mengikuti sehingga mereka dspat mengambil hikmah dari kegiatan lomba yang dilaksanakan.

Baca juga :  Bulan Bahasa Bali, SMP Widya Sakti Gelar Berbagai Lomba

Sementara itu, Lurah Bitera, Gede Bagiada, S.Sos, M.AP, usai membuka lomba, mengatakan, sebagai generasi Hindu di Bali patut bangga dan bersyukur karena warisan adi luhung dari leluhur sangat berguna. Karya tulis dalam lontar-lontar di Bali sarat tutur dan pesan moral. Bagiada menambahkan, lomba ini sangat relevan dan tepat sasaran karena isinya berguna untuk peserta. “Mereka diajarkan mengerti dan mengenal budayanya biar tidak hilang dan punah. Kegiatan lomba dalam pelestarian sangat tepat dan penting untuk dilaksanakan dengan mengedepankan Tri Kaya Parisudha dan Tri Hita Karana,” katanya. 011

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.