Bank BPD Bali Latih Pelaku IKM Pemasaran Digital

DIREKTUR Bisnis Non Kredit Bank BPD Bali, I Nyoman Sumanaya (kanan), bersama Kadis Perindustrian dan Perdagangan Bali, I Wayan Jarta; dan Kepala BI Perwakilan Bali, Trisno Nugroho. Foto: ist
DIREKTUR Bisnis Non Kredit Bank BPD Bali, I Nyoman Sumanaya (kanan), bersama Kadis Perindustrian dan Perdagangan Bali, I Wayan Jarta; dan Kepala BI Perwakilan Bali, Trisno Nugroho. Foto: ist

DENPASAR – Bank BPD Bali menggelar “Edukasi IKM Bali Bangkit dan IKM Kabupaten/Kota se-Bali”, Jumat (5/3/2021). Dari pelatihan ini diharap industri kecil menengah (IKM) dapat melakukan pengelolaan produk, utamanya pemasaran digital.

Direktur Bisnis Non Kredit Bank BPD Bali, I Nyoman Sumanaya, menjelaskan, adanya bentuk edukasi IKM merupakan bagian keselarasan Bank BPD Bali sebagai bank yang terkemuka dalam pelayanan IKM. Edukasi yang diberikan bertujuan agar IKM di Bali mempunyai daya saing yang tinggi dalam bidang pemasaran maupun kualitas produk.

Bacaan Lainnya

Eukasi IKM mendatangkan pakarnya langsung, yang penjabaran materinya dari papar IT dan ekonomi yakni I Dewa Made Krishna Muku. Lebih Lanjut Sumanaya berkata, dalam edukasi IKM Bali Bangkit diikuti perwakilan pelaku IKM se-kabupaten/kota di Bali, yang nantinya para pelaku IKM bisa menentukan harga produknya.

Dengan begitu, ketika nanti dipasarkan tidak ada kerugian antara penjual maupun pembeli. ‘’Dengan memiliki standar penjualan, otomatis pemasaran produk menjadi lebih mudah,’’ lugasnya.

Hal yang sama juga dikatakan Kepala BI Perwakilan Bali, Trisno Nugroho. Ia  menyebutkan dalam pelatihan ini para IKM akan mendapat cara pengelolaan produk, utamanya pemasaran produk dalam digital.

Baca juga :  Mampu Suplai Air untuk 1.600 KK, SPAM Balik Bukit Diresmikan

‘’Digitalisasi adalah sebuah kewajiban. Bukan lagi pilihan. Kalau UMKM hanya mengandalkan fisik (konvensional) saja juga berat. Karena wisman dan wisnus juga ngga ada,’’serunya.

Trisno mengakui bahwa warga Indonesia berkarakter impulse buying atau pembelian yang tak terencana. Karenanya, pihaknya mengajak para IKM lokal Bali untuk memaksimalkan digitalisasi dan strategi pengemasan demi kelangsungan produksi.  Selain itu, digitalisasi menjadi efektif karena didukung penerapan transaksi nontunai menggunakan QRIS semakin masif, baik di tingkat nasional maupun Bali.

‘’Melalui digitalisasi, kami juga ingin UMKM di Bali naik kelas. Dari tidak tahu QRIS, jadi tahu. Dari tidak tahu market place, jadi tahu,’’ pungkas Trisno. nan

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.