Atma Prasangsa, Perjalanan Sang Atman Setelah Hari Kematian

SENDRATARI mini “Atma Prasangsa” sajian Unhi Denpasar dan Celekontong Mas.
SENDRATARI mini “Atma Prasangsa” sajian Unhi Denpasar dan Celekontong Mas.

DENPASAR – Meski dengan persiapan yang singkat, sendratari mini hasil kolaborasi Universitas Hindu Indonesia (Unhi) Denpasar bersama Celekontong Mas, Senin (24/2/2020) malam, tampil nyaris sempurna. Pagelaran berjudul “Atma Prasangsa” itu disajikan serangkaian Bulan Bahasa Bali 2020 di Gedung Ksirarnawa, Taman Budaya Bali, Denpasar.

Kisah garapan Ngurah Supartama diambil dari lontar Puja Pangastawa Sot Sang Atma itu menceritakan penggambaran penghakiman atma (roh) di neraka. Cerita bermula dari sosok Bhagawan Panyarikan yang diberikan kesempatan melihat neraka. Setelah memasukkan Sang Catur Sanak ke dalam diri, ia bersama parekannya menuju neraka.

Bacaan Lainnya

Di neraka, Sang Jogormanik didampingi para Cikrabala yang diperankan Trio Celekontong Mas tengah melakukan tugasnya menghukum para atma berdosa. Satu per satu atma dengan masing-masing karmanya, mulai dari yang suka melakukan kekerasan, memfitnah, melihat yang tidak-tidak, hingga seorang pelacur dihukum dan dimasukkan ke Kawah Candragohmuka. Di sinilah tawa penonton berkali-kali pecah menyaksikan lawakan ketiga komedian yang sedang populer di masyarakat itu.

Di kawah super panas itu para atma menangis, memohon pertolongan. Bhagawan Panyarikan yang sampai di neraka tak kuasa melihat kondisi itu. Melalui pengetahuan yang ia miliki, para atma diruwat, hingga akhirnya dapat menikmati surga.

Baca juga :  Pengangkatan Wakil Ketua DPRD Karangasem Lewat Paripurna

‘’Sanggar Mahawidya Natya Universitas Hindu Indonesia (Unhi) Denpasar pada kesempatan ini mementaskan sendratari mini berjudul Atma Prasangsa. Seluruh personel yang pentas murni dari civitas Unhi, baik pegawai, dosen, maupun siswa. Selain itu, kami juga didukung oleh Lawak Celekontong Mas, karena salah satu personelnya memang dosen di universitas kami,’’ ungkap Wakil Rektor III Unhi Denpasar, Dr. Ir. I Wayan Muka, S.T., M.T., didampingi Sekretaris Yayasan Pendidikan Widya Kerthi, Kol. (Purn) Dr. Drs. Dewa Ketut Budiana, M.Fil.H.

Dikatakan, judul yang dipentaskan sejatinya telah ditetapkan oleh panitia penyelenggara. Pesan yang ingin disampaikan pihaknya pun sejalan dengan konsep Nangun Sad Kertih Loka Bali sebagaimana visi Pemerintah Provinsi Bali saat ini.

‘’Pesan yang ingin disampaikan bagaimana harus berbuat baik sebelum meninggalkan dunia ini. Hindu percaya dengan karma pala, kalau kita berbuat baik kita akan terima hasil baik, kalau berbuat buruk, kita akan kita mendapat yang buruk,’’ ucapnya. 015

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.