Alokasi Pupuk Subsidi untuk Petani Bangli Berkurang

ILUSTRASI - Berdasarkan data Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan, dan Perikanan Kabupaten (PKP) Bangli, tahun 2024 ini alokasi pupuk bersubsidi untuk petani di Bangli mengalami penurunan drastis dibanding tahun sebelumnya. Foto: ist

POSMERDEKA.COM, BANGLI – Berdasarkan data Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan, dan Perikanan Kabupaten (PKP) Bangli, tahun 2024 ini alokasi pupuk bersubsidi untuk petani di Bangli mengalami penurunan drastis dibanding tahun sebelumnya. Jumlahnya jauh dari kebutuhan petani.

Jenis urea sebanyak 644.653 kg dan 72.906 kg NPK. Ini turun signifikan dibandingkan tahun 2023, yang alokasi pupuk bersubsidi dari pemerintah pusat sebanyak 1.284.905 kg pupuk urea dan 1.600.000 kg NPK.

Bacaan Lainnya

Penggunaan pupuk bersubsidi dibatasi hanya untuk sembilan jenis komoditas yakni padi, jagung, kedelai, cabai, bawang merah, bawang putih, kopi dan kakao.

Menurut Kabid Sarana, Prasarana dan Pemasaran di Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan, dan Perikanan Bangli, Ida I Dewa Ayu Mas Wahyuni, alokasi pupuk bersubsidi dari pemerintah pusat tahun ini jumlahnya jauh dari kebutuhan petani di Bangli. Penurunan alokasi pupuk subsidi tidak hanya dialami Bangli, kabupaten/kota lainnya di seluruh Indonesia juga sama.

Berdasarkan informasi yang diterimanya, pengurangan alokasi pupuk bersubsidi karena keterbatasan anggaran. Namun, dari hasil rapat virtual yang diikuti, ada wacana pemerintah pusat akan menambah alokasi pupuk bersubsidi bagi petani. “Informasinya masih sedang diusulkan Kementerian,” sebutnya, belum lama ini.

Baca juga :  Ingin Dengar Keluh Kesah Masyarakat, Kapolres Tabanan Gelar “Jumat Curhat”

Karena jumlahnya terbatas, sambungnya, persediaan pupuk bersubsidi saat ini diarahkan dapat memenuhi kebutuhan pada musim tanam pertama. Dia berharap pada musim tahap kedua nanti ada penambahan alokasi pupuk bersubsidi lagi.

Untuk menyiasati berkurangnya pupuk bersubsidi dari pemerintah, dia mengajak para petani di Bangli agar menggunakan pupuk organik sebagai suplemen tambahan pada tanaman. ”Petani diharapkan dapat memanfaatkan sumber daya di sekitarnya, seperti kotoran ternak atau limbah pertanian untuk diolah menjadi pupuk,” pintanya. gia

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.