MANGUPURA – Sebuah misi eskpedisi turing bertema “Bangga Jadi Indonesia” dilakukan Robinson Telaumbanua. Melalui programnya yang bernama Robinson Journey, ia mengajak para biker untuk melihat lebih jauh tentang keindahan Indonesia. Hal itu dilakukan untuk kembali menggiatkan sektor pariwisata yang terpuruk akibat pandemi Covid-19.
Menurutnya, Indonesia sangatlah indah jika dibandingkan dengan negara lainnya yang telah dikunjungi. Selain alam, pesona Indonesia diakuinya sangatlah banyak dan tidak bisa ditemukan di negara lainnya. Baik itu keragaman budaya, suku, adat istiadat, kuliner dan sebagainya.
Uniknya lagi, walaupun beragam namun Indonesia bisa hidup rukun berdampingan satu sama lainnya. Berkaca dari hal itu, maka pihaknya terus giat melakukan petualangan menjelajah Indonesia, sekaligus untuk mempromosikan keindahan dan keragaman alam, budaya, adat, suku, kuliner dan sebagainya tentang Indonesia.
Hal itu dirasa tepat karena saat ini sektor pariwisata Indonesia sedang terpuruk akibat pandemi Covid-19. Sejak 21-28 September 2020, ia kemudian melakukan perjalanan lintas pesisir selatan perairan Jawa-Bali dengan menggunakan motor.
Saat di Bali, ia sempat menceritakan pengalamannya menjelajah keindahan Indonesia itu dihadapan komunitas motor dan musisi yang nongkrong di De Odor Cafe Tuban. ‘’Sebenarnya saya datang dari Jakarta ke Bali untuk survei melihat lokasi mana yang merupakan zona hijau paparan pandemi Covid-19. Itu kemudian kita promosikan dengan melakukan perjalanan wisata alam, tentu dengan disiplin menerapkan protokol kesehatan,’’ ujarnya didampingi Sutan Siregar dan Mala Quiin selaku pemilik De Odor Cafe.
Dalam perbincangan hangat yang berlangsung, Senin (28/9/2020) malam itu, ia mengajak semua pihak, baik komunitas ataupun masyarakat umum, untuk ikut mempromosikan keindahan Indonesia dan menggaungkan pentingnya berwisata dengan disiplin menerapkan protokol kesehatan. Melalui upaya tersebut ia berharap semua pihak akan kembali melakukan aktivitas wisata, sehingga akan membuat kondisi pariwisata berangsur pulih.
Pada umumnya berwisata ditengah pandemi diterangkannya sangat aman, utamanya wisata alam. Tentunya itu harus dilakukan dengan disiplin menerapkan protokol kesehatan yang berlaku. ‘’Wisata yang kami anjurkan adalah wisata alam (open air) dengan menggunakan kendaraan pribadi, baik motor atau mobil. Tentu itu dilakukan dengan tidak berkerumun dan menerapkan protokol kesehatan, sehingga kita tidak tertular dan menularkan saat berwisata. Jadi berwisata itu harus diimbangi dengan memperkecil risikonya, demi keamanan dan kenyamanan,’’ ajaknya.
Dipaparkanya, perjalanan menjelajah Jawa dan Bali di tengah pandemi dilakukan untuk melihat perkembangan pariwisata yang sangat terpukul karena pandemi. Selain karena kondisi wisatawan mancanegara yang sepi, hal itu ditambah kondisi wisatawan domestik yang masih riskan untuk berwisata.
Jika kondisinya itu terus seperti itu, tentu masyarakat perlahan juga akan terdesak kebutuhan. Untuk itulah aktivitas wisata harus kembali dipulihkan secara perlahan, dengan disiplin menerapkan protokol kesehatan dan mengetahui daerah hijau paparan Covid-19. Ke depan pihaknya mengaku akan membawa sejumlah rombongan motor untuk turing ke Bali, dengan melalui rute yang sekarang ia tempuh.
‘’Perjalanan ini sekaligus untuk survei wilayah, sekiranya daerah mana yang aman dikunjungi. Dengan berwisata kita juga akan menggerakan perekonomian sekitar, karena kita juga belanja disana. Jadi harus belanja jangan dibawa sendiri,’’ paparnya.
Selain penjelajah, masyarakat setempat dinilainya tentu harus melakukan hal serupa terkait kedisiplinan menerapkan protokol kesehatan. Dengan demikian maka mata wisatawan dunia akan melihat bahwa berwisata ke Indonesia, khsusnya Bali sebagai tujuan wisata itu aman dikunjungi. Untuk itulah kekompakan masyarakat, pemerintah dan pihak lainnnya dalam menerapkan protokol kesehatan, menjadi kunci untuk membangkitkan kembali pariwisata di tengah pandemi. Menurutnya kunci dari upaya membangkitkan pariwisata adalah dengan menjaga diri dengan baik, sebelum pariwisata kembali di buka untuk wisatawan mancanegara.
Dari delapan daerah yang ia singgahi saat menempuh perjalanan dari Jawa ke Bali, diakuinya memang belum semua daerah disiplin dan menerapkan protokol kesehatan dengan baik. Melalui kesempatan itulah, ia menggugah dan mengedukasi warga setempat agar disiplin menerapkan protokol kesehatan.
Namun khusus untuk Bali, ia menilai masyarakat Bali pada umumnya sudah sangat sadar menerapkan protokol kesehatan dan memahami tentang Covid-19. Terlebih peran desa adat juga sangat berkontribusi aktif dalam upaya memutus mata rantai penyebaran Covid-19. 023