POSMERDEKA.COM, BANGLI – Produksi benih ikan di Balai Benih Ikan (BBI) di Kabupaten Bangli maupun daerah lain di Bali sejauh ini belum optimal. Selain itu, petani pendeder ikan nila juga belum banyak mulai usahanya lantaran dampak Covid-19 yang berkepanjangan.
”Kondisi ini penyebab kelangkaan benih ikan yang dibutuhkan para nelayan atau petani ikan di Danau Batur,” ungkap Kadis Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan (PKP) Bangli, I Wayan Sarma, terkait keluhan petani ikan di seputaran Danau Batur, Minggu (28/4/2024).
Terkait menurunnya produksi ikan di Danau Batur, kata dia, selain masih belum optimalnya bibit, juga akibat pengurangan budidaya oleh petani ikan. Sebab, kondisi Danau Batur belum terjamin gegara masih rawan letupan semburan belerang.
“Jadi, untuk mengurangi kerugian, petani lebih memilih mengosongkan Kanting Jaring Apung (KJA). Sekarang mereka lebih fokus membesarkan ikan yang ditebar sebelumnya,“ jelas Sarma.
Dia mengklaim kelangkaan benih yang dikeluhkan di Danau Batur biasa terjadi. Kemungkinan besar yang mengeluhkan itu adalah petani yang belum mempunyai mitra usaha.
“Mereka yang belum menjalin kemitraan memang sulit mendapat benih, terutama yang lokalan Bangli. Bagi mereka yang menjalin kemitraan masih tetap mendapat benih, tapi tidak dalam jumlah banyak karena sulitnya mencetak benih 9 cm,” terangnya.
Sebelumnya, petani ikan di Danau Batur mengeluhkan sulitnya mendapat benih ikan lokalan Bangli untuk ditebar di KJA. Dampaknya, produksi ikan di Danau Batur mengalami penurunan. Pun sejumlah pengusaha warung makan yang menyajikan ikan nila atau mujair, belakangan makin sulit membeli ikan.
Padahal konsumen sangat menyukai ikan asal Danau Batur ini. “Belakangan kami sulit mendapat ikan,” keluh Luh Sudeni, salah seorang pemilik warung makan di kawasan Payangan, Gianyar. gia