POSMERDEKA.COM, GIANYAR – Penyakit demam berdarah dengue (DBD) masih menjadi permasalahan kesehatan masyarakat. Adanya nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus sebagai penular masih banyak dijumpai di lingkungan sekitar, termasuk di wilayah Gianyar. Kemajuan teknologi dalam bidang transportasi disertai mobilitas penduduk yang cepat, memudahkan sumber penularan dari suatu tempat ke tempat lain.
Kepala Dinas Kesehatan Gianyar, Ni Nyoman Ariyuni, Rabu (17/1/2024) mengatakan, kasus DBD di Kabupaten Gianyar tercatat di Tahun 2023 total tercatat sebanyak 1.142 kasus. Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit DBD di Gianyar dilaksanakan dengan melibatkan lintas sektoral, dan masyarakat secara berkesinambungan.
Selain itu, kata Ariyuni, terus-menerus untuk melaksanakan kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan 3M plus, yaitu menutup rapat semua tempat penampungan air, menguras bak air, dan mendaur ulang barang-barang bekas yang bisa menjadi tempat perindukan nyamuk.
“Ditambah dengan mencegah perkembangbiakan nyamuk, seperti memelihara ikan pemakan jentik nyamuk, memasang kawat kasa di ventilasi dan jendela, serta menaburkan bubuk larvasida,” jelasnya.
“Rencana kegiatan upaya pencegahan dan pengendalian penyakit DBD tahun 2024 sebagian besar merupakan rutinitas yang berkesinambungan,” tambahnya.
Sekda Gianyar, Dewa Alit Mudiarta, mengaku telah mengeluarkan Surat Edaran tanggal 5 Januari 2024 tentang Kewaspadaan Peningkatan Kasus Penyakit DBD yang ditujukan kepada para camat, kepala desa/lurah serta kepala UPTD puskesmas di Gianyar.
Muaranya adalah meningkatkan peran serta masyarakat dalam melakukan pencegahan DBD. “Dalam Surat Edaran itu telah kami uraikan peran masing-masing instansi, stakeholder maupun masyarakat dalam pemberantasan penyakit demam berdarah dengue,” ungkapnya.
Dia menambahkan, penyelidikan epidemiologi kejadian DBD dan kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) oleh petugas puskesmas serta Kader Jumantik dan masyarakat, bersamaan dengan abatisasi yaitu pembubuhan larvasida di tempat penampungan air yang tidak bisa dikuras.
Di samping itu, sosialisasi tentang pencegahan dan pengendalian penyakit DBD kepada masyarakat, baik secara individu, rumah ke rumah, sekolah, maupun kelompok masyarakat.
“Perlu juga pelatihan dengan peningkatan kapasitas Kader Jumantik oleh pemerintah desa, serta fogging fokus di daerah indikasi yang ada peningkatan kasus DBD,” tegasnya.
Mudiarta berharap masyarakat tetap waspada dan selalu melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat, dengan melakukan pemberantasan sarang nyamuk secara berkala seminggu sekali. “Bila mengalami sakit, segeralah datang ke sarana pelayanan kesehatan terdekat untuk memperoleh pelayanan kesehatan sedini mungkin,” pintanya. adi