POSMERDEKA.COM, MATARAM – Komisi III DPRD NTB mempertanyakan kebijakan Bank NTB Syariah yang tidak memberi penyaluran kredit kepada petani tembakau. Pelarangan pemberian kredit untuk usaha tembakau muncul atas fatwa haram Dewan Syariah Bank NTB.
Komisi III mempertanyakan hal itu saat rapat kerja dengan mitra kerja seperti Biro Perekonomian Provinsi NTB, PT BPR NTB, PT Jamkrida NTB Bersaing, PT Bank NTB Syariah, dan PT GNE, Senin (24/2/2025).
Anggota Komisi III DPRD NTB, Muhammad Nashib Ikroman, menilai bank NTB Syariah melakukan kebijakan diskriminatif pada petani tembakau. Sebab, pengharaman pemberian kredit kepada petani tembakau atas kepatutan pada fatwa Dewan Syariah Bank NTB, memicu petani tembakau tidak dapat mengakses kredit dari Bank NTB Syariah.
“Aneh, fatwa Dewan Syariah menganggap tembakau sebagai objek yang diharamkan. Namun, Bank NTB Syariah menerima dana dari DBHCHT (Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau). Ini yang saya bilang kebijakan yang aneh dan kontraproduktif,” ujar Acip, sapaan karibnya, Senin (24/2025).
Politisi Perindo ini mengajak manajemen Bank NTB Syariah agar konsisten dalam bersikap. Sebab, jika memang mengharamkan tembakau, kenapa dana DBHCHT tersebut diterima? Apalagi persoalan mengenai status haram atau tidaknya tembakau masih menjadi perdebatan.
“Dalam pandangan fiqih, ada yang mengharamkan, ada yang menganggapnya mubah, bahkan ada yang menganggapnya makruh. Jadi, seharusnya ini menjadi bahan evaluasi,” tegas Acip.
Lebih lanjut dikatakan, sebaiknya Bank NTB Syariah melakukan evaluasi terhadap fatwa tersebut. Alasannya, petani tembakau adalah bagian dari masyarakat NTB yang berhak mendapat akses ke layanan perbankan, untuk kesejahteraan mereka. Jika tembakau dianggap haram tapi pajak dari minuman keras dan hiburan justru diterima, serunya, maka manajemen Bank NTB Syariah tentu perlu ada evaluasi.
Acip merupakan anggota DPRD NTB dari Dapil IV Lombok Timur bagian selatan, di mana mayoritas konstituennya adalah petani tembakau. Karena itu, isu ini menjadi perhatian serius bagi dirinya untuk disuarakan. “Hak-hak petani tembakau yang selama ini dizalimi akan terus saya bela dan suarakan,” jaminnya. rul