DPRD Bali Rapat Paripurna, Gubernur Koster Pidato Perdana

DEWA Made Mahayadnya bersama pimpinan DPRD Bali dan Gubernur Koster serta Wakil Gubernur Giri Prasta berdiri menyanyikan lagu “Indonesia Raya” tiga stanza. Foto: ist
DEWA Made Mahayadnya bersama pimpinan DPRD Bali dan Gubernur Koster serta Wakil Gubernur Giri Prasta berdiri menyanyikan lagu “Indonesia Raya” tiga stanza. Foto: ist

POSMERDEKA.COM, DENPASAR – Untuk kali pertama, lagu “Indonesia Raya” tiga stanza dikumandangkan para hadirin di rapat paripurna DPRD Bali yang dipimpin Ketua DPRD, Dewa Made Mahayadnya, Selasa (4/3/2025). Paripurna  ini berisi agenda tunggal, yakni penyampaian pidato sambutan Gubernur Bali, Wayan Koster, setelah dilantik Presiden Prabowo Subianto di Istana Negara, Jakarta, Kamis (20/2/2025). Pada paripurna ini juga disampaikan harapan oleh pendeta, agar Bali murah sandang, pangan, papan dan kemakmuran melalui kerja pemimpin Bali.

Membuka paripurna, Mahayadnya berujar Wayan Koster dan Nyoman Giri Prasta selaku Gubernur dan Wakil Gubernur terpilih sudah dilantik di Jakarta. Dia yakin mereka mampu menata kelola dan membangun secara fundamental serta komprehensif terkait alam, manusia, dan kebudayaan Bali. Dia juga memuji Gubernur Koster berhasil di periode pertama tahun 2018-2023 dengan sejumlah pembangunan infrastruktur.

Bacaan Lainnya

“Pembangunan itu didukung seluruh rakyat karena dirasakan manfaatnya. Ini hari istimewa, karena kali pertama dilantik kita mendengarkan pidato Gubernur untuk pembangunan Bali lima tahun ke depan,” papar Dewa Jack, sapaan karib politisi PDIP itu.

Baca juga :  Lagi Ditekuk Choi/Seo, The Daddies masih Berpeluang Lolos ke Semifinal

Mengawali pidatonya, Koster menyapa dan berterima kasih kepada para undangan dari Forkopimda, tokoh masyarakat, dan tokoh politik yang berkiprah di Bali dan nasional. “Untuk Bapak Mangku Pastika dan Bapak Cok Ace, Gubernur dan Wakil Gubernur Bali pada masanya,” sapa Koster.

Koster kemudian memaparkan, visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali dipakai pijakan untuk pembangunan Bali, berikut dengan segala deskripsinya. Dia berterima kasih dan memberi penghargaan pada masyarakat yang memberi kepercayaan, dengan menggunakan hak pilih di Pilkada 2024. Apresiasi dilayangkan kepada Pj. Gubernur Bali, KPU dan Bawaslu Bali serta jajaran di kabupaten/kota, Kapolda Bali, Pangdam IX/Udayana, serta Danrem 163/Wirasatya yang menjaga Pilkada di Bali aman dan damai. Selain itu, Bali mencatat prestasi politik karena tidak ada gugatan ke Mahkamah Konstitusi. “Kami memaknai kepercayaan sebagai anugerah leluhur Bali,” urainya.

Lebih jauh dia membeberkan, pertumbuhan penduduk Bali termasuk kurang, makanya perlu dijaga nama Nyoman (anak ketiga) dan Ketut (anak keempat) dengan pemerintah memberi insentif. “Kalau tidak ada Ketut lagi, nanti Pak Kajati (Ketut Sumedana) jadi Ketut terakhir di Bali,” kelakarnya, membuat Sumedana tertawa.

Koster menyebut devisa dari Bali senilai Rp107 triliun, dan kontribusi besar pariwisata ini perlu jadi perhatian. Cuma pariwisata juga menimbulkan masalah seperti alih fungsi lahan, dan komunitas warga negara asing yang eksklusif. Mengaku bersama Wagub menggunakan mobil listrik, dia mendorong DPRD dan instansi lain juga memakai kendaraan listrik.

Baca juga :  Sehari, 2 Pasien Covid-19 di Bali Meninggal, Positif Bertambah 37, Sembuh 17 Orang

“Saya mengapresiasi Pak Sekda karena semua diberi tumbler. Sekda gencar mendorong gunakan tumbler untuk mengurangi minuman plastik kemasan,” pujinya.

Soal pagar laut di Pulau Serangan yang kini dibuka investor, juga disentil dalam pidatonya. Koster menegaskan investor tidak membeli pantai, cuma membeli darat saja, jadi jangan menguasai pantai. “Kami berjanji kecepatan kerja lebih tinggi, lebih tegas dan keras kepada warga negara asing yang menodai kesucian serta keluhuran Bali,” ungkapnya dalam pidato sekitar 40 menit itu.

“Burung camar terbang tinggi, melintasi laut biru. Koster-Giri pimpin Bali, wujudkan masa depan Bali maju,” pungkasnya dengan pantun.

“Banyak masyarakat tanya kenapa Koster-Giri tidak pasang baliho waktu kampanye kemarin? Pak Koster jawab lima tahun periode pertama, masa orang tidak kenal saya? Lalu kenapa banyak berhasil jarang diunggah ke medsos? Dijawab apa ada kebiasaan masyarakat ngajuman gegaene? Inilah karakter nak Bali,” puji Dewa Jack menutup rapat paripurna. hen

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.